Jumat, 13 Desember 2013

Ramadhan Pohan Bantah Ikut Menggoda Agatha Lily


Ramadhan Pohan



Jakarta - Dua pimpinan Komisi I DPR dipanggil BK DPR gara-gara melontarkan pertanyaan bernada genit ke komisioner KPI Agatha Lily. Wakil Ketua Komisi I DPR Ramadhan Pohan membantah ikut melontarkan pertanyaan bernada menggoda.


'Aku nggak menggoda. Nggak ada nanya personal. Tanya aja Lily,' kata Ramadhan Pohan kepada Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com, Kamis (12/12/2013).


Ramadhan menegaskan, Lily pun sudah bicara tak merasa dilecehkan. Dia mendorong rekaman rapat fit and proper test Lily kala itu dibuka lagi.


'Tanya Lily saja, biar objektif. Atau dengerin rekaman fit and proper test-nya,' kata Ramadhan.


Ramadhan malah bertanya-tanya, kenapa isu ini muncul tiba-tiba. 'Ini hampir setengah tahun silam, ada apa?' katanya.


BK DPR akan memanggil 2 pimpinan dan 2 anggota Komisi I DPR terkait dugaan pelecehan yang dilaporkan oleh Komnas Perempuan. Salah satu pimpinan, Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin sudah membantah adanya pelecehan itu, pertanyaan bernada menggoda dilontarkan karena sudah kenal lama saja.


Agatha Lily sendiri merasa Komisi I tidak melecehkan dirinya. Pertanyaan soal nomor telepon dan pujian cantik baginya bukanlah pelecehan.


(van/try) Ikuti berbagai peristiwa penting hari ini hanya di 'Reportase Sore' Trans TV pukul 16.45 WIB

Kamis, 12 Desember 2013

Politikus Demokrat: Saya tak masalah dihina dan dibilang bangsat

Reporter : Muhammad Sholeh | Senin, 9 Desember 2013 11:57



Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com - Wasekjen Partai Demokrat Ramadhan Pohan mengaku tak punya masalah dengan pengamat politik, Boni Hargens yang dihina bernada rasis oleh Ruhut Sitompul. Namun menurut Ramadhan, penghinaan itu tak perlu dibesar-besarkan.'Kalau saya di-bully dan dihina sudah sering banget, kalau saya politisi. Saya siap saja dihina. Ketika ini jadi masalah Boni Hargens, ini masalah Boni. Kalau saya jadi Boni tak ada masalah,' ujar Ramadhan kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (9/12).Anggota Komisi 1 DPR itu mencontohkan ketika dirinya ditimpuk matanya oleh Georges J Aditjondro. 'Mata saya dipukul Tjondro, itu kan sudah main fisik. Beda dengan soal pernyataan. Dibilang bangsat saya juga gak apa-apa,' jelas Pohan.'Saya katakan bahwa saya bukan Boni, sebagai minoritas saya pernah tinggal di luar negeri. 12 tahun, saya dihina gak apa-apa. Tapi saya bukan Boni, Ramadhan juga bukan Ruhut,' tutupnya.Diketahui, setelah dilaporkan ke Polda Metro Jaya, pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Boni Hargens berencana melaporkan Ruhut ke Badan Kehormatan (BK) DPR RI. Ruhut yang juga menjabat sebagai juru bicara Partai Demokrat itu dinilainya tidak etis lantaran menyinggung ras.'Kami akan mendatangi Badan Kehormatan DPR RI untuk melapor tindakan saudara Ruhut Sitompul,' ujar Boni.




Follow tag Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com akan membantu untuk mendapatkan berita yang sesuai preferensi Anda. Misal Anda suka berita Rasisme, masukkan email dan Anda hanya akan menerima berita seputar Rasisme.


Let's be smart, read the news in a new way.

Rabu, 11 Desember 2013

Giliran Ramadhan Pohan Ejek Boni Hargens

Tegar Arief Fadly - Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com



Ramadhan Pohan (Foto: Koran Sindo)


JAKARTA - Elite Partai Demokrat mengaku heran dengan sikap emosional yang ditunjukkan pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Boni Hargens yang menganggap ucapan Ruhut Sitompul menyinggung SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan). Menurut Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ramadhan Pohan, di era demokrasi seperti saat ini tidak sewajarnya Boni tersinggung dengan pernyataan Ruhut yang memang dikenal selalu kontroversial itu. 'Kalau saya menjadi Boni, enggak ada sikap seperti itu. Kan hanya pernyataan, enggak jadi masalah. Saya di-bully, dihina, difitnah, sudah terlalu sering. Karena politikus, saya siap saja,' kata Ramadhan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (9/12/2013). Ramadhan menegaskan, permasalahan ini sama sekali tidak mengganggu partainya. Hal itu dikatakan Ramadhan menanggapi pernyataan Boni yang menyebut Partai Demokrat sebagai partai rasis. 'Enggak berdampak. Kalau saya dihina seperti apa sudah kebal, karena saya 12 tahun jadi minoritas, hidup di luar negeri. Kalau Boni ya mungkin beda ya, dia kan baru beberapa tahun di luar negeri,' sindirnya.(lam)


Berita Selengkapnya Klik di Sini


Senin, 09 Desember 2013

Giliran Ramadhan Pohan Ejek Boni Hargens

Tegar Arief Fadly - Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com



Ramadhan Pohan (Foto: Koran Sindo)


JAKARTA - Elite Partai Demokrat mengaku heran dengan sikap emosional yang ditunjukkan pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Boni Hargens yang menganggap ucapan Ruhut Sitompul menyinggung SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan). Menurut Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ramadhan Pohan, di era demokrasi seperti saat ini tidak sewajarnya Boni tersinggung dengan pernyataan Ruhut yang memang dikenal selalu kontroversial itu. 'Kalau saya menjadi Boni, enggak ada sikap seperti itu. Kan hanya pernyataan, enggak jadi masalah. Saya di-bully, dihina, difitnah, sudah terlalu sering. Karena politikus, saya siap saja,' kata Ramadhan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (9/12/2013). Ramadhan menegaskan, permasalahan ini sama sekali tidak mengganggu partainya. Hal itu dikatakan Ramadhan menanggapi pernyataan Boni yang menyebut Partai Demokrat sebagai partai rasis. 'Enggak berdampak. Kalau saya dihina seperti apa sudah kebal, karena saya 12 tahun jadi minoritas, hidup di luar negeri. Kalau Boni ya mungkin beda ya, dia kan baru beberapa tahun di luar negeri,' sindirnya.(lam)


Berita Selengkapnya Klik di Sini


Giliran Ramadhan Pohan Ejek Boni Hargens

Tegar Arief Fadly - Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com



Ramadhan Pohan (Foto: Koran Sindo)


JAKARTA - Elite Partai Demokrat mengaku heran dengan sikap emosional yang ditunjukkan pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Boni Hargens yang menganggap ucapan Ruhut Sitompul menyinggung SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan). Menurut Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ramadhan Pohan, di era demokrasi seperti saat ini tidak sewajarnya Boni tersinggung dengan pernyataan Ruhut yang memang dikenal selalu kontroversial itu. 'Kalau saya menjadi Boni, enggak ada sikap seperti itu. Kan hanya pernyataan, enggak jadi masalah. Saya di-bully, dihina, difitnah, sudah terlalu sering. Karena politikus, saya siap saja,' kata Ramadhan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (9/12/2013). Ramadhan menegaskan, permasalahan ini sama sekali tidak mengganggu partainya. Hal itu dikatakan Ramadhan menanggapi pernyataan Boni yang menyebut Partai Demokrat sebagai partai rasis. 'Enggak berdampak. Kalau saya dihina seperti apa sudah kebal, karena saya 12 tahun jadi minoritas, hidup di luar negeri. Kalau Boni ya mungkin beda ya, dia kan baru beberapa tahun di luar negeri,' sindirnya.(lam)


Berita Selengkapnya Klik di Sini


Senin, 02 Desember 2013

Wali Kota: Dolly Ditutup Sebelum Ramadhan Tahun Depan


Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, rencana penutupan lokalisasi dolly akan dilaksanakan sebelum bulan Ramadhan tahun depan.


Dia menegaskan bahwa proses penutupan lokalisasi terus berjalan meski tanpa persetujuan warga. Pasalnya, berdasar praturan daerah (Perda) 7/1999 secara jelas menyebutkan bahwa kawasan tersebut berfungsi sebagai rumah tinggal, bukan tempat prostitusi.


'Dengan landasan perda tersebut pemkot berhak mengambil tindakan untuk kebaikan kota. Sehingga untuk penutupan lokalisasi itu tidak diperlukan persetujuan apa pun,' ucapnya, Senin (2/12).


Jadi, dia menambahkan, menutup kawasan prostitusi sejatinya bukan perkara sulit. Namun, yang perlu mendapat perhatian lebih dari pemkot Surabaya yakni pengkondisian pascapenutupan.


'Kami harus menyiapkan tindakan pasca penutupan. Pengkondisian itu yang jauh lebih berat karena sangat menentukan keberlanjutan kawasan tersebut,' ujarnya.


Dia menggambarkan, untuk kawasan eks lokalisasi Sememi dan Klakahrejo, Pemkot Surabaya mengalokasikan anggaran sebesar Rp 28 miliar.


Dana tersebut digunakan untuk membangun pasar, sentra pedagang kaki lima (PKL), dan sejumlah sarana fasilitas umum lainnya. Dengan demikian, warga penghuni eks lokalisasi mendapat peluang kerja untuk memenuhi kebutuhan ekonominya.