Kamis, 31 Oktober 2013

Aulia Ramadhan dan Kevita Deliza Sumbang Medali Emas Bagi ...



Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com, NUSA DUA - Pasangan Taekwondoin Indonesia yang bertanding di nomor Freestyle atau berpasangan, Aulia Ramadhan dan Kevita Deliza, diluar dugaan sukses menyumbangkan medali emas bagi kontingen Indonesia di hari pertama Kejuaraan Dunia Poomsae Ke-8 yang berlangsung di Bali International Convention Center (BICC), Nusa Dua, Bali, Kamis (31/10/2013) malam.


Di partai puncak yang berlangsung setelah upacara pembukaan resmi Kejuaraan Dunia Poomsae oleh presiden Badan Taekwondo Dunia (WTF) di sela-sela kejuaraan, pasangan muda itu sukses mengungguli 7 pasangan lainnya dengan skor 8.08. Medali perak diraih pasangan Kanada dengan skor 7,68.


Medali emas itu merupakan medali satu-satunya yang didapat oleh Indonesia di hari pertama Kejuaraan Dunia Poomsae. Taekwondoin Indonesia sebelumnya berkesempatan mendapat medali dari Irsyad Abdul Azis di nomor individual Putra U-17, namun, ia hanya mampu berada pada peringkat ke-7 dari 8 kontestan final.


'Buat kami ini luar biasa sekali padahal sebelumnya Vietnam berhasil meraih point tertinggi, tapi di final di salip oleh pasangan kita,' ujar manajer tim taekwondo Indonesia Laras Sumarna.


Disisi lain nomor ini sebetulnya tidak ditargetkan.


''Mereka memang luar biasa.Apalagi nilai yang diraihnya nyaris sempurna,' tuturnya. (tb)



Penyerang Muslim Inter Utamakan Ramadhan Ketimbang Bermain


Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com, MILAN -- Penyerang Inter Milan, Ishak Belfodil ternyata termasuk seorang Muslim yang taat. Ia mengaku lebih mengutamakan menjalankan ibadah Ramadhan daripada terus bermain di bulan suci tersebut.'Ramadhan? Itu lebih berarti daripada sepak bola,' katanya kepada Tuttosport menjelang laga Inter melawan AS Roma yang berkesudahan 0-2 itu.Mantan pemain timnas Prancis U-20 itu memiliki kebiasaan unik selama merumput di Italia. Sejak memperkuat Parma, Belfodil mengaku tidak bisa hidup tanpa makan pizza.'Saya tidak lagi makan terlalu banyak, tapi saya makan pizza sekali atau dua kali dalam satu pekan. Jika kamu tinggal di Italia, bagaimana kamu mengatur tanpa makan pizza dan pasta?'


Senin, 28 Oktober 2013

Ramadhan Dicecar Politik Uang Kongres Demokrat

Jum'at, 25 Oktober 2013 | 19:18 WIB



Ramadhan Pohan. TEMPO/Subekti


Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ramadhan Pohan dicecar penyidik ihwal politik uang dalam Kongres Demokrat di Bandung pada 2010 lalu. 'Saya menjawab tidak mengetahui hal tersebut,' ujar Ramadhan seusai diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi, Jumat, 25 Oktober 2013. Ramadhan mengatakan dirinya selaku juru bicara Andi Alifian Mallarangeng, salah satu kandidat Ketua Demokrat saat itu, tidak pernah mendengar ada politik uang dalam kubunya. Dia juga mengklaim tidak ada politik uang saat lobi-lobi putaran kedua pemilihan dalam Kongres. Saat itu kubu Andi Alifian merapatkan suaranya ke Marzuki Alie, kandidat lainnya. 'Tak ada kami gunakan politik uang,' katanya. Dalam pemeriksaan, penyidik juga menanyai Ramadhan ihwal kondisi putaran kedua kongres tersebut.Lantas bagaimana dengan kubu Anas Urbaningrum yang akhirnya memenangkan kursi Ketua Umum Demokrat? Ia juga menegaskan tak mendengar apapun ihwal politik uang tersebut. Apalagi dirinya tidak pernah bersentuhan langsung dengan Anas maupun timnya. 'Saya hanya bertemu Anas di dalam acara kongres,' ujar dia. (Baca: Ada suap di Kongres Demokrat)Ramadhan diperiksa sebagai saksi untuk Anas. Mantan Ketua Umum Demokrat itu kini tersangka suap proyek gedung olahraga di Bukit Hambalang, Sentul, Bogor. Ia diduga menerima mobil dan sejumlah uang lantaran ikut mendorong PT Adhi Karya memenangkan tender megaproyek tersebut. Duit yang diterima mantan Ketua Himpunan Mahasiswa Islam itu diduga digunakan untuk mendulang dukungan dalam kongres.TRI SUHARMAN


Pengacara Tak Tahu Suami Airin Punya Wanita Lain Menteri Gamawan: FPI Aset yang Perlu Dipelihara Soal Kasus Wawan, Adnan Buyung Mau Gugat KPKTren Korupsi Banten, Temuan BPK: Main Proyek NyawaIni Orang PKS yang Minta Mobil Luthfi Dipindahkan

Ramadhan Dicecar Politik Uang Kongres Demokrat

Jum'at, 25 Oktober 2013 | 19:18 WIB



Ramadhan Pohan. TEMPO/Subekti


Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ramadhan Pohan dicecar penyidik ihwal politik uang dalam Kongres Demokrat di Bandung pada 2010 lalu. 'Saya menjawab tidak mengetahui hal tersebut,' ujar Ramadhan seusai diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi, Jumat, 25 Oktober 2013. Ramadhan mengatakan dirinya selaku juru bicara Andi Alifian Mallarangeng, salah satu kandidat Ketua Demokrat saat itu, tidak pernah mendengar ada politik uang dalam kubunya. Dia juga mengklaim tidak ada politik uang saat lobi-lobi putaran kedua pemilihan dalam Kongres. Saat itu kubu Andi Alifian merapatkan suaranya ke Marzuki Alie, kandidat lainnya. 'Tak ada kami gunakan politik uang,' katanya. Dalam pemeriksaan, penyidik juga menanyai Ramadhan ihwal kondisi putaran kedua kongres tersebut.Lantas bagaimana dengan kubu Anas Urbaningrum yang akhirnya memenangkan kursi Ketua Umum Demokrat? Ia juga menegaskan tak mendengar apapun ihwal politik uang tersebut. Apalagi dirinya tidak pernah bersentuhan langsung dengan Anas maupun timnya. 'Saya hanya bertemu Anas di dalam acara kongres,' ujar dia. (Baca: Ada suap di Kongres Demokrat)Ramadhan diperiksa sebagai saksi untuk Anas. Mantan Ketua Umum Demokrat itu kini tersangka suap proyek gedung olahraga di Bukit Hambalang, Sentul, Bogor. Ia diduga menerima mobil dan sejumlah uang lantaran ikut mendorong PT Adhi Karya memenangkan tender megaproyek tersebut. Duit yang diterima mantan Ketua Himpunan Mahasiswa Islam itu diduga digunakan untuk mendulang dukungan dalam kongres.TRI SUHARMAN


Pengacara Tak Tahu Suami Airin Punya Wanita Lain Menteri Gamawan: FPI Aset yang Perlu Dipelihara Soal Kasus Wawan, Adnan Buyung Mau Gugat KPKTren Korupsi Banten, Temuan BPK: Main Proyek NyawaIni Orang PKS yang Minta Mobil Luthfi Dipindahkan

Sabtu, 26 Oktober 2013

Ramadhan Pohan Dicecar KPK Soal Kongres Demokrat 2010


Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com, Jakarta : Wakil Sekretaris Jendral (Wasekjend) Partai Demokrat Ramadhan Pohan diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ramadhan diperiksa sebagai saksi untuk tersangka gratifikasi megaproyek Hambalang, Anas Urbaningrum.




Selama pemeriksaan itu, Ramadhan mengaku dicecar pertanyaan seputar money politic untuk pencalonan ketua umum dalam Kongres Partai Demokrat 2010 lalu di Bandung, Jawa Barat. Namun Ramadhan mengaku tak tahun-menahu soal itu. Dia hanya membaca soal politik uang itu dari media massa.


'Pertanyaan (penyidik) seputar kongres di Bandung. Artinya, apakah ada pengetahuan saya tentang money politic di Kongres Bandung,' kata Ramadhan usai diperiksa di Gedung KPK, Jakarta Jumat (25/10/2013).


'Saya baca di koran. Ya artinya di media massa kalau pengetahuan, ya pengetahuan koran, begitu,' ujar dia.


Anggota Komisi I DPR itu mengaku, dirinya tak mengetahui asal-muasal politik uang dalam kongres tersebut. Ia berdalih saat itu dirinya bukanlah tim pemenangan Anas Urbaningrum. Sehingga, dia tak tahu ihwal adanya duit yang mengalir ke kongres. Ramadhan yang juga mantan tim sukses Andi Alifian Mallarangeng itu juga mengaku tak tahu menahu voucher senilai Rp 250 juta yang diberikan PT Adhi Karya kepada masing-masing calon. (Ndy)


Ramadhan Pohan Tepis Politik Uang di Kongres

Jum'at, 25 Oktober 2013 | 12:24 WIB



Politisi Partai Demokrat yang juga Manajer Timnas PSSI, Ramadhan Pohan menyampaikan keterangan rencana pemain Liga Super Indonesia yang bergabung dengan timnas senior di Jakarta, Jumat (27/4). ANTARA/Puspa Perwitasari


Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ramadhan Pohan mengatakan tak ada politik uang dalam kongres Partai Demokrat tahun 2010. Menurut dia, Dewan Pembina Demokrat telah melarang ada permainan dukungan di pertemuan yang mengagendakan pemilihan ketua umum itu.'Sebelum kongres itu, kami sudah dipanggil oleh Dewan Pembina Demokrat agar dalam pelaksanaan kongres tidak ada money politics,' ujar Ramadhan di kantor Komisi Pemberantasan Korupsi, Jumat, 25 Agustus 2013. 'Itu sudah arahan dan saya percaya bahwa semuanya harus melakukan itu.'KPK mengagendakan pemeriksaan terhadap Ramadhan dalam kasus korupsi proyek gedung olahraga di Bukit Hambalang, Sentul, Bogor, Jawa Barat. Ia datang sebagai saksi untuk tersangka Anas Urbaningrum yang merupakan ketua umum terpilih pada kongres tahun 2010.Anas ditetapkan sebagai tersangka lantaran diduga menerima mobil dari PT Adhi Karya, kontraktor Hambalang. Hadiah itu diduga imbalan lantaran Anas mengupayakan pemenangan Adhi Karya dan mendorong peningkatan anggaran saat menjadi anggota DPR. KPK mengembangkan kasus ini dan menemukan indikasi ada aliran dana proyek Hambalang yang dipakai pada kongres Demokrat. Diduga duit hasil korupsi tersebut dipakai untuk memenangkan kandidat yang bertarung memperebutkan kursi ketua umum.Selain Ramadhan, KPK juga memanggil Pengurus DPP Partai Demokrat lainnya, Hutomo Agus Subekti‎ dan Project Direktur Property PT Adhi Karya, M. Arief Taufiqurrahman. Sebelumnya, KPK sudah memeriksa kader Demokrat Marzuki Alie untuk menelisik aliran dana Hambalang TRI SUHARMAN


TerpopulerMitos di KPK, Tahanan Punya Istri Lebih dari Satu? Proyek Wawan di Kantor Airin: Trotoar Rp 17,8 MSeks Oral di Kantin Sekolah, Dua Pelajar Dihukum Proyek Wawan di Kantor Airin: Rehab Sungai Rp 11 MCara Hindari Antrean Pemasangan BBM Pengacara Tak Tahu Suami Airin Punya Wanita Lain Suami Atut Stroke Tetap Nyaleg, Ini Kata Bawaslu Beda iPad Mini 2 dan PendahulunyaRuhut: Katanya Ormas Budaya, PPI Kok Ngomong Gosip


Ramadhan Pohan Kaget Disuruh Masuk Mobil Tahanan KPK

Jum'at, 25 Oktober 2013 , 19:03:00



Anggota DPR RI Ramadhan Pohan usai menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jalan Rasuna Sahid, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (25/10). Ramadhan menjadi saksi Tindak Pidana Korupsi (TPK) penerimaan hadiah terkait proyek Pusdiklat Olahraga Hambalang. Foto: Ricardo/JPNN


JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Ramadhan Pohan terlihat kaget usai menjalani pemeriksaan di Komisi Pemberantasan Korupsi, hari ini, Jumat (25/10). Sebab, sebuah mobil tahanan terparkir di depan lobi gedung KPK.


Ramadhan keluar sekitar pukul 16.30 WIB. Saat itu seorang satpam yang tak tahu siapa Ramadhan tiba-tiba membuka pintu mobil tahanan dan mempersilakannya masuk.


Namun demikian, Wakil Ketua Komisi I DPR itu kemudian berjalan ke arah kiri untuk menghindari mobil itu dan meladeni permintaan wawancara wartawan.


Ramadhan menjadi saksi untuk mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum yang ditetapkan KPK sebagai tersangka kasus dugaan gratifikasi atau penerimaan hadiah dalam proses perencanaan proyek Hambalang. Ia mengaku dicecar penyidik perihal Kongres PD di Bandung dan Hambalang.


'Artinya, apakah ada pengetahuan saya tentang money politic di Kongres Bandung. Begitu pertanyaannya. Dan yang kedua seputar tersangka Anas di hambalang. Ada dua materi pertanyaan itu yah,' kata Ramadhan di KPK, Jakarta, Jumat (25/10).


Pria yang akrab disapa Rampoh itu mengaku tidak tahu perihal Hambalang. Sebab, Ramadhan tidak pernah mengikuti rapat terkait proyek itu. 'Karena saya bukan di Komisi X, saya Komisi I. Sehingga tak banyak hal yang saya sampaikan dalam konteks Hambalang tersebut,' ujarnya.


Selain itu, Ramadhan mengaku ditanya seluk beluk Kongres. 'Awal mula Kongres dan apa yang terjadi dalam kongres, dan bagaimana masing-masing dari eeee kandidat bagaimana mengumpulkan kekuatannya,' katanya. (gil/jpnn)


Satpam KPK Persilakan Ramadhan Pohan Masuk Mobil Tahanan


JAKARTA - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Demokrat, Ramadhan Pohan, disuguhi pemandangan tak lazim usai diperiksa terkait kasus pelaksanaan proyek pembangunan sport center Hambalang, Jawa Barat. Sebuah mobil tahanan sudah terparkir di depannya, seperti menunggu pria yang menjadi saksi dugaan gratifikasi terhadap mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, selesai menjalani pemeriksaan. Ramadhan keluar dari gedung KPK, pukul 16.30 WIB. Sejumlah pewarta sudah mengadangnya di depan mobil. Langkah Ramadhan sempat terhenti gara-gara seorang satpam tiba-tiba membuka pintu mobil tahanan yang ada di belakang barisan wartawan, dan mempersilakannya masuk. Sontak, Ramadhan pun bergerak ke arah kiri buat menghindari mobil itu. Ramadhan mengaku diperiksa penyidik soal dugaan politik uang dalam kongres Partai Demokrat 2010. 'Apakah ada pengetahuan saya tentang money politics di Kongres Bandung. Dan yang ke dua seputar tersangka Anas di hambalang,' ujar Ramadhan Pohan di KPK, Jakarta Selatan, Jumat (25/10/2013). Dalam perkara ini, Anas disangkakan telah menerima gratifikasi berupa mobil Toyota Harier terkait dengan proyek pembangunan sport center di bukit Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Ia telah menyandang status tersangka namun hingga saat ini belum kunjung ditahan KPK.(ful)


Berita Selengkapnya Klik di Sini


Jumat, 25 Oktober 2013

Ramadhan Pohan Mengaku Tak Tahu Maksud Pemanggilan Oleh ...





Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR RI, Ramadhan Pohan memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait penyidikan kasus dugaan penerimaan hadiah atau janji proyek Hambalang dan proyek lain, Jumat (25/10/2013).


Ramadhan yang akan dimintai keterangan untuk melengkapi berkas tersangka Anas Urbaningrum mengaku tidak mengerti maksud pemanggilannya tersebut.


'Saya dari komiis I dan juga tidak pernah di komisi X. Tetapi, kehadiran saya disini, sebagai DPR RI yang selama ini sudah secara tekad untuk membantu KPK dalam upaya pemberantasan korupsi apapun yang dimintai keterangan sepanjang yang saya tahu, tentu akan saya jawab,' kata Ramadhan di halaman KPK, Jakarta.


Terkait dugaan aliran dana korupsi yang terjadi dalam penyelenggaraan kongres partai Demokrat, Ramadhan mengaku tidak mengetahui soal itu. Dia juga bukan dipihak Anas selama penyelenggaraan kongres.


'Begini sebelum kongres, kami sdah dipanggil oleh Wanbin agar dalam pelaksanaan kongres tidak ada money politik. Jadi itu sudah arahan. saya percaya semuannya melakukan (menuruti) itu,' ujarnya. (Edwin Firdaus)



Ramadhan Pohan Akui Ada Politik Uang di Kongres Demokrat



Politikus Partai Demokrat Ramadhan Pohan




Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com, JAKARTA - Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat Ramadhan Pohan mengaku ditanyai penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi seputar dugaan aliran dana Hambalang dan money politic yang terjadi di Kongres Partai Demokrat pada 2010 lalu.


Kendati demikian, Ramadhan berdalih awalnya mengetahui adanya politik uang itu dari media massa.


'Saya baca di koran. Ya artinya di media massa kalau pengetahuan ya pengetahuan koran, begitu,' kata Ramadhan usai diperiksa selama empat jam di ruang penyidikan KPK, Jumat (25/10/2013) sore.


Anggota Komisi I DPR itu mengaku, penyidik menanyainya apakah politik uang yang diduga dilakukan salah satu calon benar terjadi dalam Kongres Bandung. Uang tersebut diduga merupakan aliran dari dugaan korupsi Hambalang.


'Tadi diperiksa seputar Kongres di Bandung. Apakah ada pengetahuan saya tentang money politic,' katanya.


Namun, Ramadhan menuturkan, dirinya tak tahu duit berasal dari aliran dana Hambalang. Sebab, klaim dia, sebagai juru bicara tim Andi Alifian Mallarangeng, ia hanya bertugas mengkampanyekan Andi di depan publik.


Andi sendiri diketahui gagal pada putaran pertama. Menurutnya, kubu Andi kemudian bergabung dengan kubu Marzuki Alie dalam putaran kedua. Namun dalam pemberian dukungan tersebut, Ramadhan mengaku, tak ada tawar menawar 'harga' dukungan.


'Tidak ada janji-janji uang pada saat itu, baik Pak MA maupun Pak AAM ke kubu Andi Mallarangeng. Tidak ada janji, iming-iming pemberian uang juga tidak ada di situ,' ujarnya.


Editor: Johnson Simanjuntak



Ramadhan Pohan Mengaku Tak Tahu Soal Hambalang

Jum'at, 25 Oktober 2013 , 13:30:00



Anggota DPR RI Ramadhan Pohan menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jln Rasuna Sahid, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (25/10). Ramadhan menjadi saksi Tindak Pidana Korupsi (TPK) penerimaan hadiah terkait proyek Pusdiklat Olahraga Hambalang. FOTO:Ricardo/JPNN


JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan pemeriksaan terhadap Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ramadhan Pohan. Ramadhan diperiksa sebagai saksi untuk Anas Urbaningrum.


Anas merupakan tersangka kasus dugaan gratifikasi atau penerimaan hadiah dalam proses perencanaan proyek Hambalang. 'Diperiksa sebagai saksi untuk AU (Anas Urbaningrum),' kata Kepala Bagian Pemberitaan dan Informasi KPK, Priharsa Nugraha ketika dikonfirmasi, Jumat (25/10).


Ramadhan tiba di KPK sekitar pukul 09.50 WIB. Ia mengaku tidak mengetahui perihal dugaan adanya aliran dana Hambalang untuk pemenangan Anas sebagai ketua umum PD saat Kongres di Bandung tahun 2010 lalu. 'Saya tidak tahu, saya tidak pernah di timnya Anas Urbaningrum,' kata Ramadhan.


Ia pun tidak mengetahui dugaan pemberian voucher dari PT Adhi Karya kepada tiga kandidat Ketua Umum PD. Selain Anas, dua kandidat lainnya adalah Marzuki Alie dan Andi Mallarangeng. 'Saya tidak tahu,' ujar Ramadhan.


Pria yang akrab disapa Rampoh ini pun menuturkan, sebelum kongres dilaksanakan, Dewan Pembina PD sudah mengimbau agar tidak ada politik uang pada saat pelaksanaan kongres. 'Itu sudah arahan dan saya percaya bahwa semuanya harus melakukan itu,' kata Ramadhan.


Lebih lanjut, Wakil Ketua Komisi I DPR itu mengaku tidak mengetahui perihal kasus Hambalang. Ramadhan menyatakan, baru mengetahui kasus itu setelah menjadi pembicaraan di media massa.


Selain itu, Ramadhan menjelaskan, tidak pernah mengikuti rapat-rapat menyangkut Hambalang. Sebab, dia tidak pernah menjadi anggota Komisi X DPR yang membahas perihal anggaran proyek Hambalang.


'Saya tidak pernah di Komisi X dan tidak pernah rapat-rapat soal Hambalang. Tidak pernah satu kalipun karena memang tidak terkait dengan posisi saya di Komisi I,' kata Ramadhan. (gil/jpnn)


Ramadhan Tak Tahu Aliran Dana Anas di Kongres Demokrat


Ramadhan Pohan bersama tim pemenangan Andi Mallarangeng sebagai calon Ketua Umum Partai Demokrat (Foto: Dok Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com)


JAKARTA - Wakil Sekjen Partai Demokrat, Ramadhan Pohan, memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait penyidikan kasus pelaksanaan proyek pembangunan sport center Hambalang, Jawa Barat. Ramadhan diperiksa sebagai saksi untuk Anas Ubaningrum. Dia mengaku tidak tahu adanya dana Hambalang yang mengalir di kongres Partai Demokrat dalam rangga memenangkan Anas Urbaningrum sebagai ketua umum. 'Saya tidak tahu. Saya tidak pernah di timnya Anas Urbaningrum,' kata Ramadhan Pohan di gedung KPK, Jakarta Selatan, Jumat (25/10/2013).Ramadhan Pohan memenuhi panggilan pukul 10.00 WIB. Ramadhan berjanji bakal membantu KPK membongkar kasus Hambalang. 'Kehadiran saya di sini, saya sebagai DPR selama ini sudah secara tekad untuk membantu KPK dalam upaya pemberantasan korupsi. Apapun yang dimintai keterangan, sepanjang yang saya tahu tentu akan saya jawab,' kata Ramadhan.Dalam perkara ini, Anas disangkakan telah menerima gratifikasi berupa mobil Toyota Harier terkait dengan proyek pembangunan sport center di bukit Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Ia telah menyandang status tersangka namun hingga saat ini belum kunjung ditahan KPK.(ded)


Berita Selengkapnya Klik di Sini


Ramadhan Pohan Dicecar Soal Politik Uang di Kongres Demokrat


Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com, JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan pemeriksaan terhadap anggota DPR dari Partai Demokrat, Ramadhan Pohan.


Ramadhan diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan penerimaan hadiah atau janji terkait proyek Hambalang dan proyek-proyek lainnya dengan tersangka Anas Urbaningrum.


Ramadhan Pohan mengaku dicecar soal adanya politik uang dalam kongres Partai Demokrat di Bandung pada 2010 lalu.


'Tadi diperiksa untuk dimintai keterangannya selama empat jam dan kemudian pertanyaan-pertanyaannya itu adalah seputar kongres di Bandung artinya apakah ada pengetahuan saya tentang money politic di kongres Bandung,' kata Ramadhan Pohan yang ditemui usai pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Jumat (25/10).


Ramadhan Pohan selesai diperiksa dan keluar dari gedung KPK pada pukul 16.30 WIB. Mengenai proyek Hambalang, ia mengaku tidak mengetahuinya karena pembahasannya ada di Komisi X DPR, sedangkan ia berada di Komisi I DPR.


Dia pun lebih banyak ditanya soal kongres Partai Demokrat di Bandung pada 2010. Ramadhan ditanyakan bagaimana awal mula pelaksanaan kongres dan bagaimana masing-masing calon ketua umum saat itu mengumpulkan kekuatannya.


Dalam kongres, lanjutnya, ia merupakan tim pemenangan Andi Mallarangeng dan lebih banyak menjawab soal proses pemenangan mantan Menpora itu dalam kongres. Sedangkan untuk pemenangan calon lainnya yaitu Marzuki Alie dan Anas Urbaningrum, ia mengatakan tidak mengetahuinya kepada penyidik.


Saat ditanya mengenai pengalihan dukungan dalam putaran kedua karena Andi Mallarangeng kalah di putaran pertama, ia mengaku ditanyakan hal itu juga oleh penyidik. Pada saat putaran terakhir, ia mengaku banyak pendukung Andi Mallarangeng yang 'merapat' ke Marzuki Alie.


'Tapi saya bersumpah ke penyidik tidak ada politik uang saat itu, tidak ada janji-janji saat itu karena saya ada di sana,' ujarnya.


Mengenai adanya salah satu calon yang menggunakan politik uang untuk mendapatkan dukungan dari pendukung Andi Mallarangeng, ia mengatakan tidak memiliki bukti apapun dan juga tidak mendengarnya. Ia hanya mengetahuinya kemudian dari media massa.


'Saya tidak mempunyai bukti apapun dan tidak mendengar apapun soal tersebut karena saya hanya fokus kepada tim dari pada AAM (Andi Alfian Mallarangeng),' tegas Wakil Ketua Komisi I DPR ini.


Satpam KPK Persilakan Ramadhan Pohan Masuk Mobil Tahanan


JAKARTA - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Demokrat, Ramadhan Pohan, disuguhi pemandangan tak lazim usai diperiksa terkait kasus pelaksanaan proyek pembangunan sport center Hambalang, Jawa Barat. Sebuah mobil tahanan sudah terparkir di depannya, seperti menunggu pria yang menjadi saksi dugaan gratifikasi terhadap mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, selesai menjalani pemeriksaan. Ramadhan keluar dari gedung KPK, pukul 16.30 WIB. Sejumlah pewarta sudah mengadangnya di depan mobil. Langkah Ramadhan sempat terhenti gara-gara seorang satpam tiba-tiba membuka pintu mobil tahanan yang ada di belakang barisan wartawan, dan mempersilakannya masuk. Sontak, Ramadhan pun bergerak ke arah kiri buat menghindari mobil itu. Ramadhan mengaku diperiksa penyidik soal dugaan politik uang dalam kongres Partai Demokrat 2010. 'Apakah ada pengetahuan saya tentang money politics di Kongres Bandung. Dan yang ke dua seputar tersangka Anas di hambalang,' ujar Ramadhan Pohan di KPK, Jakarta Selatan, Jumat (25/10/2013). Dalam perkara ini, Anas disangkakan telah menerima gratifikasi berupa mobil Toyota Harier terkait dengan proyek pembangunan sport center di bukit Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Ia telah menyandang status tersangka namun hingga saat ini belum kunjung ditahan KPK.(ful)


Berita Selengkapnya Klik di Sini


Ramadhan Pohan Kaget Disuruh Masuk Mobil Tahanan



Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com,JAKARTA - Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat Ramadhan Pohan, tampak kaget saat keluar kantor Komisi Pemberantasan Korupsi, Jumat (25/10/2013) sore.Pasalnya, sebuah mobil tahanan sudah nampak terparkir di depan lobby gedung.


Awalnya, Ramadhan yang keluar sekitar pukul 16.30, terus berjalan keluar gedung. Namun, sejumlah pewarta sudah mengadangnya di tangga halaman KPK. Persis di depan mobil tahanan yang menunggu.


Dia pun nampak kaget. Musababnya, seorang satpam yang tak tahu siapa Ramadhan, tiba-tiba membuka pintu mobil tahanan dan mempersilakan Ramadhan masuk. Di waktu yang sama, terpidana Kasus Wisma Atlet Muhammad Nazaruddin juga dikabarkan akan keluar markas Abraham Samad Cs.


Kaget, Ramadhan langsung bergerak ke arah kiri buat menghindari mobil tahanan tersebut. Dia lebih memilih berjalan ke arah kiri dan meladeni permintaan wawancara wartawan.


Ramadhan sendiri diperiksa sebagai saksi untuk melengkapi berkas tersangka Anas Urbaningrum terkait dugaan penerimaan hadiah dan janji dalam proyek Hambalang.



KPK Periksa Ramadhan Pohan Soal Anas Urbaningrum


Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com, JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan pemeriksaan terhadap Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Demokrat, Ramadhan Pohan pada hari ini.


Ramadhan Pohan diperiksa sebagai saksi untuk tersangka kasus penerimaan hadiah atau janji terkait proyek Hambalang dan proyek-proyek lainnya, Anas Urbaningrum.


'Benar, Ramadhan Pohak diperiksa sebagai saksi untuk AU,' ujar Kepala Bagian Pemberitaan dan Informasi KPK, Priharsa Nugraha yang ditemui di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (25/10).


Ramadhan Pohan telah memenuhi panggilan penyidik KPK. Ia tiba di KPK pada pukul 10.00 WIB. Ia mengatakan, selama menjadi anggota DPR, sudah bertekad untuk membantu KPK dalam upaya pemberantasan korupsi.


Dalam pemeriksaan, Ramadhan mengaku akan memberikan keterangan yang ia ketahui, termasuk soal pelaksanaan Kongres Partai Demokrat di Bandung pada 2010. Ia juga mengaku tidak mengetahui adanya aliran dana yang mengalir dalam kongres.


'Saya tidak tahu, saya tidak pernah di timnya Anas Urbaningrum. Apa pun yang dimintai keterangannya oleh KPK, sepanjang yang saya tahu tentu akan saya jawab,' ujar Ramadhan.


Berdasarkan jadwal pemeriksaan yang dirilis KPK, penyidik rencananya akan memeriksa sejumlah saksi. Selain Wakil Ketua Komisi I DPR ini, tim penyidik juga akan memeriksa pengurus DPP Partai Demokrat, Hutomo Agus Subekti, mantan Sekretaris Menpora Wafid Muharram dan Project Direktur Property PT Adhi Karya, Arief Taufiqurrahman.


Ramadhan Pohan diperiksa KPK terkait Hambalang


LENSAINDONESIA.COM: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus mendalami kasus dugaan gratifikasi dalam proyek Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) di Bukit Hambalang, Jawa Barat. Kali ini, KPK memeriksa Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Ramadhan Pohan sebagai saksi untuk tersangka Anas Urbaningrum.


'Saya diperiksa untuk Anas Urbaningrum,' ujarnya saat tiba di KPK, Jakarta, Jumat (25/10).


Baca juga: Bagir Manan: Akil Mochtar sia-siakan kesempatan bela diri dan Atut klepek-klepek, KPK bongkar dugaan korupsi Alkes Banten


Dalam kesempatan itu Ramadhan menegaskan akan membantu penyidik lembaga antirasuah untuk mengurai kasus tersebut secara terang benderang. 'Saya akan menyampaikan apa yang saya ketahui,' tandasnya.


Pemeriksaan petinggi partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono ini bukanlah yang pertama. Dalam pekan ini, selain Ramadhan, KPK juga telah memanggil Marzuki Alie yang adalah Ketua DPR RI.


'Saya tidak pernah bersentuhan dengan kasus Hambalang, jadi gak ada 1 dokumen pun, selembar pun, karena saya gak pernah bersentuhan dengan masalah Hambalang,' terang Marzuki beberapa waktu lalu.


Dalam perkara penerimaan gratifikasi terkait proyek senilai Rp 2,5 triliun itu, KPK telah menetapkan Anas selaku anggota DPR RI sebagai tersangka pada Februari 2013. Salah satu dugaan penerimaan gratifikasi Anas berupa mobil Toyota Harrier.


Sementara untuk kasus korupsi P3SON Hambalang sendiri, KPK telah menetapkan tiga tersangka, yaitu mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Alfian Mallarangeng, mantan Kepala Biro Rumah Tangga dan Keuangan Kemenpora Deddy Kusdinar serta Ketua Kerjasama Operasi Hambalang Adhi-Wika, Teuku Bagus Muhammad Noer.@rizky


Ramadhan Pohan: Saya Tak Tahu Apa


Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com/SABRINA ASRIL Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ramadhan Pohan


JAKARTA, Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com - Wakil Sekjen Partai Demokrat Ramadhan Pohan memenuhi panggilan untuk diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jumat (25/10/2013). Ramadhan akan diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan gratifikasi atau janji terhadap mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, terkait penyidikan kasus pelaksanaan proyek pembangunan pusat olahraga Hambalang, Jawa Barat.


Saat tiba, Ramadhan mengaku tidak tahu menahu soal proyek Hambalang, begitu pula aliran dana untuk Anas Urbaningrum.


'Saya tidak tahu,' kata Ramadhan singkat menjawab pertanyaan wartawan.


Mantan tim sukses Andi Mallarangeng ini berdalih saat itu dirinya bukanlah tim pemenangan Anas Urbaningrum. Oleh karena itu, dia tidak tahu mengenai adanya uang yang mengalir dalam Kongres Demokrat.


Ramadhan juga mengaku tak tahu menahu voucher senilai Rp 250 juta yang diberikan PT Adhi Karya kepada masing- masing calon. Ramadhan juga tidak tau dan tidak mau menerka-nerka apa materi yang akan ditanyakan kepadanya oleh penyidik nanti. Tetapi dia mengaku akan bekerjasama dengan sebaik-baiknya kepada penyidik.


'Apa pun yang dimintai keterangannya oleh KPK sepanjang yang saya tahu tentu akan saya jawab,' ujarnya.


Selain Ramadhan, KPK juga hari ini akan melakukan pemeriksaan terhadap pengurus DPP Partai Demokrat, Hutomo Agus Subekti.Selain itu, akan diperiksa pula Mantan Sesmenpora Wafid Muharram dan Project Direktur Property PT Adhi Karya M Arief Taufiqurrahman. Ketiganya juga diperiksa sebagai saksi.


Editor : Caroline Damanik


Kasus Hambalang, KPK Periksa Ramadhan Pohan


Ramadhan Pohan


JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ramadhan Pohan, terkait penyidikan kasus pelaksanaan proyek pembangunan sport center Hambalang, Jawa Barat. Ramadhan akan diperiksa sebagai saksi dugaan gratifikasi atau janji terhadap mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum. 'Yang bersangkutan diperiksa sebagai saksi,' kata Kepala Bagian Pemberitaan dan Informasi KPK Priharsa Nugraha, saat dikonfirmasi (25/10/2013). Selain memeriksa Ramadhan Pohan, KPK juga memanggil mantan Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga Wafid Muharram, pengurus DPP Partai Demokrat Hutomo Agus Subekti, dan Diretur Proyek PT Adhi Karya Arief Taufiqurrahman, sebagai saksi gratifikasi Anas. Aulia Pohan dan tiga saksi lain dianggap KPK mengetahui, melihat, mendengar, mengalami, atau ahli dalam dugaan gratifikasi yang diterima Anas di proyek Hambalang selama menjadi anggota dewan. Dalam perkara ini, Anas disangkakan telah menerima gratifikasi berupa mobil Toyota Harrier terkait dengan tersebut. Anas telah ditetapkan sebagai tersangka, namun hingga saat ini belum ditahan KPK.(sus)


Berita Selengkapnya Klik di Sini


Kasus Hambalang, Giliran Ramadhan Pohan Diperiksa

Jakarta - Setelah Marzuki Alie dan Max Sopacua dipanggil oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), kini giliran Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Demokrat, Ramadhan Pohan dipanggil KPK untuk bersaksi dalam dalam kasus dugaan pemberian hadiah terkait pembangunan Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) Hambalang, pada Jumat (25/10) ini.


'Ramadhan Pohan dipanggil untuk diperiksa sebagai saksi tersangka AU (Anas Urbaningrum),' kata Kabag Pemberitaan dan Informasi KPK, Priharsa Nugraha, Jumat (25/10).


Bersama Ramadhan juga dijadwalkan menjalani pemeriksaan, mantan Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) Wafid Muharram, Pengurus DPP Partai Demokrat, Hutomo Agus Subekti dan Project Direktur Property PT Adhi Karya, Arief Taufiqurrahman.


Terkait kasus Anas, KPK sudah memeriksa Ketua DPR dari Fraksi Demokrat, Marzuki Alie.


Ketika itu, Marzuki mengaku tidak tahu perihal dugaan adanya aliran dana dari proyek Hambalang ke Kongres Partai Demokrat. Walaupun, diakuinya pernah mendengar perihal aliran dana tersebut.


Selain itu, juga dipanggil Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Max Sopacua. Tetapi, yang bersangkutan tidak dapat memenuhi panggilan karena sedang berada di luar kota.


Seperti diketahui, KPK memang tengah mendalami dugaan gratifikasi dalam kongres Demokrat di Bandung. Beberapa orang telah diperiksa terkait kongres. Salah satunya, mantan Ketua Panitia Kongres Demokrat, Didik Mukrianto.


Terkait aliran dana ke Kongres Demokrat, memang diduga ada aliran dana dari proyek Hambalang ke Kongres Demokrat untuk pemenangan Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum DPP Partai Demokrat.


Eks Bendahara Umum DPP Demokrat, M Nazaruddin pernah mengungkapkan bahwa PT Adhi Karya memberikan uang sebesar Rp 100 miliar kepada Anas sebagai janji perusahaan pelat merah tersebut ditunjuk sebagai pelaksana proyek Hambalang senilai Rp 2,5 triliun.


Dari Rp 100 miliar tersebut, lanjut Nazaruddin, Rp 50 miliar dialokasikan untuk pemenangan Anas. Sedangkan, Rp 50 miliar sisanya dibagikan ke petinggi-petinggi Partai Demokrat lainnya.


Perihal aliran dana ke kongres Demokrat sudah pernah diungkapkan eks Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Minahasa, Diana Maringka yang mengatakan menerima 7.000 dolar Amerika dan juga Rp 30 juta saat Kongres Partai Demokrat yang diadakan di Bandung pada Bulan Mei 2010 silam. Di mana, dibagikan oleh Umar Arsal selaku koordinator untuk daerah Sulawesi.



Rabu, 23 Oktober 2013

Ramadhan Pohan: Lembaga Survei Perlu Diawasi

Rabu, 23 Oktober 2013 | 15:17 WIB



Kantor Lembaga Survei Indonesia (LSI) di kawasan Menteng, Jakarta. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat


Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ramadhan Pohan mengatakan munculnya lembaga survei pesanan merupakan akibat dari tidak adanya lembaga yang bertugas mengawasi lembaga-lembaga survei itu.'Ini titik lemah,' kata Ramadhan kepada Tempo di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu, 23 Oktober 2013.Selain itu, menurut Ramadhan, tidak dan belum ada juga pengawasan dari publik, media massa, lembaga swadaya masyarakat, dan kalangan akademisi terhadap lembaga-lembaga survei tersebut.'Makin sempurnalah kekacauan ini,' ujar anggota Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat ini.Karena itu, Ramadhan menyatakan partainya mendorong agar lembaga pengawas lembaga survei dibentuk. 'Saya kira civil society juga akan mendorong seperti itu,' ucapnya. Menurut dia, lembaga pengawas ini bisa diisi kalangan akademisi. Dengan begitu, lembaga survei bisa ditertibkan dari kepentingan tertentu.'Kalau ada lembaga pengawas, kan, bisa tersortir dengan sendiri lembaga-lembaga survei itu,' kata Ramadhan. Selain itu, ia menambahkan, keberadaan lembaga pengawas ini menjadi penting agar media massa memiliki semacam filter untuk menentukan lembaga survei yang memenuhi standar kerja.Menurut Ramadhan, partainya tidak pernah terpengaruh dan panik lantaran hasil studi yang dirilis sebuah lembaga survei. Ia mengatakan, semua hasil studi lembaga survei dijadikan partainya sebagai alat introspeksi.'Jadi, tidak usah kebakaran jenggot,' ucap dia. Ramadhan mengaku heran jika ada partai politik yang terpengaruh dengan hasil studi lembaga survei. 'Ini berlebihan.' Sultan Mantu| Misteri Bunda Putri| Gatot Tersangka| Suap Akil Mochtar| Berita Terpopuler:Pemeriksaan Bunda Putri Belum MendesakBunda Putri Disebut Tak Lulus SMA Cilimus Rano Karno: 1,5 Tahun Jiwanya Tertekan dan Membeku Miing Bagito: Jalan Banten Rusak oleh LamborghiniKPK Usut Proyek Keluarga Atut di Tangerang SelatanUsut Proyek Alkes Tangsel, Bawahan Airin Diperiksa


Desak Bubarkan Ormas Anas, Ramadhan Pohan: Kami Galau


Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com, Jakarta : Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ramadhan Pohan mengakui pemerintah tidak bisa membubarkan Ormas Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) yang didirikan Anas Urbaningrum. Sebab, dalam era reformasi ini, siapapun berhak mendirikan organisasi.




'Pemerintah nggak bisa membubarkan PPI, bagaimana jalannya? Jadi, dalam era reformasi ini tidak bisa,' kata Ramadhan Pohan di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (23/10/2013).


Pernyataan Ramadhan Pohan ini jelas bertolak belakang dengan pernyataan Ketua Fraksi Demokrat Nurhayati Ali Assegaf yang meminta Ormas PPI dibubarkan, jika selalu berseberangan dengan Demokrat dan Susilo Bambang Yudhoyono.


Namun menurut Ramadhan Pohan, pernyataan Nurhayati itu hanyalah pendapat pribadi. Bukan sikap resmi Partai Demokrat. Pernyataan itu hanyalah bentuk kegelisahan dan kegalauan kader-kader Demokrat terhadap sikap dan pernyataan oknum anggota PPI yang terkesan selalu menyudutkan partainya dan Presiden SBY.


'Soal Bu Nur, itu kegalauan Bu Nur dan kita terhadap oknum-oknum PPI itu,' jelasnya.


Oleh karena itu, Ramadhan Pohan menyarankan agar PPI tidak perlu dibubarkan. Tetapi dia berharap agar para anggota-anggota PPI dapat lebih elegan lagi dalam bersikap dan berkomentar tanpa harus menyudutkan pihak lain. 'Jadi ngapain dibubarin, ya biarkan saja,' tegas Ramadhan Pohan. (Eks/Ism)


Desak Bubarkan Ormas Anas, Ramadhan Pohan: Kami Galau


Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com, Jakarta : Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ramadhan Pohan mengakui pemerintah tidak bisa membubarkan Ormas Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) yang didirikan Anas Urbaningrum. Sebab, dalam era reformasi ini, siapapun berhak mendirikan organisasi.




'Pemerintah nggak bisa membubarkan PPI, bagaimana jalannya? Jadi, dalam era reformasi ini tidak bisa,' kata Ramadhan Pohan di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (23/10/2013).


Pernyataan Ramadhan Pohan ini jelas bertolak belakang dengan pernyataan Ketua Fraksi Demokrat Nurhayati Ali Assegaf yang meminta Ormas PPI dibubarkan, jika selalu berseberangan dengan Demokrat dan Susilo Bambang Yudhoyono.


Namun menurut Ramadhan Pohan, pernyataan Nurhayati itu hanyalah pendapat pribadi. Bukan sikap resmi Partai Demokrat. Pernyataan itu hanyalah bentuk kegelisahan dan kegalauan kader-kader Demokrat terhadap sikap dan pernyataan oknum anggota PPI yang terkesan selalu menyudutkan partainya dan Presiden SBY.


'Soal Bu Nur, itu kegalauan Bu Nur dan kita terhadap oknum-oknum PPI itu,' jelasnya.


Oleh karena itu, Ramadhan Pohan menyarankan agar PPI tidak perlu dibubarkan. Tetapi dia berharap agar para anggota-anggota PPI dapat lebih elegan lagi dalam bersikap dan berkomentar tanpa harus menyudutkan pihak lain. 'Jadi ngapain dibubarin, ya biarkan saja,' tegas Ramadhan Pohan. (Eks/Ism)


Selasa, 22 Oktober 2013

Soal Bunda Putri, Ramadhan Pohan: PKS Kunyah Demokrat


Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com, Jakarta : Karena Bunda Putri, kasus hukum suap impor daging sapi melebar menjadi isu politik yang kini menyentil Partai Demokrat dan ketua umumnya, SBY. Karena itulah politisi Demokrat mengaku kecewa pada para kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS).




'Kasus impor sapi ini sudah bergeser dan saya kecewa dengan teman-teman PKS, bahwa kasus itu mengkaitkan Bunda Putri dengan Demokrat,' kata Wakil Sekjen Partai Demokrat, Ramadhan Pohan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (22/10/2013).


'Jadi isu ini digeser dari isu hukum ke isu politik. Jadi saya lihat ada pengalihan isu dari teman-teman PKS. Dan yang paling gurih yang mereka kunyah itu ya Demokrat,' imbuhnya.


Padahal, kata Pohan, Bunda Putri merupakan seorang yang kenal dekat dengan Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin. Karena itu, dia merasa aneh jika sosok sang Bunda tiba-tiba dikait-kaitkan dengan Partai Demokrat.


Pohan juga menyesalkan adanya isu reshuffle SBY yang diakui diketahui mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq dari Bunda Putri. Seharusnya petinggi PKS tidak begitu saja mempercayai ocehan Bunda Putri, apalagi dia bukan bagian dari pemerintahan.


'Jadi soal reshuffle kabinet, masa bosnya PKS lebih percaua kepada bunda putri ketimbang Setgab? Padahal Bunda Putri ini bukan bagian dari pemerintahan. Padahal kan banyak kader PKS yang jadi menteri,' sesal Pohan. (Ndy/Mut)


Soal Bunda Putri, Ramadhan Pohan: PKS Kunyah Demokrat


Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com, Jakarta : Karena Bunda Putri, kasus hukum suap impor daging sapi melebar menjadi isu politik yang kini menyentil Partai Demokrat dan ketua umumnya, SBY. Karena itulah politisi Demokrat mengaku kecewa pada para kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS).




'Kasus impor sapi ini sudah bergeser dan saya kecewa dengan teman-teman PKS, bahwa kasus itu mengkaitkan Bunda Putri dengan Demokrat,' kata Wakil Sekjen Partai Demokrat, Ramadhan Pohan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (22/10/2013).


'Jadi isu ini digeser dari isu hukum ke isu politik. Jadi saya lihat ada pengalihan isu dari teman-teman PKS. Dan yang paling gurih yang mereka kunyah itu ya Demokrat,' imbuhnya.


Padahal, kata Pohan, Bunda Putri merupakan seorang yang kenal dekat dengan Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin. Karena itu, dia merasa aneh jika sosok sang Bunda tiba-tiba dikait-kaitkan dengan Partai Demokrat.


Pohan juga menyesalkan adanya isu reshuffle SBY yang diakui diketahui mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq dari Bunda Putri. Seharusnya petinggi PKS tidak begitu saja mempercayai ocehan Bunda Putri, apalagi dia bukan bagian dari pemerintahan.


'Jadi soal reshuffle kabinet, masa bosnya PKS lebih percaua kepada bunda putri ketimbang Setgab? Padahal Bunda Putri ini bukan bagian dari pemerintahan. Padahal kan banyak kader PKS yang jadi menteri,' sesal Pohan. (Ndy/Mut)


Ramadhan Pohan: Jokowi belum ada kendaraan Nyapres


LENSAINDONESIA.COM: Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat, Ramadhan Pohan seperti ingin mengamini hasil survei Lingkaran Indonesia (LSI) yang tidak mengunggulkan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo sebagai Capres di Pemilu 2014.


Atas hasil ini, menurut Ramadhan Pohan, bahwa Jokowi dianggap Capres yang belum mendapatkan sinyal rekomendasi untuk maju sebagai Capres dari partai politik pengusung (PDI Perjuangan). Bahkan, Ramadhan membandingkannya dengan Anis Baswedan sebagai kandidat Capres dari hasil konvensi partai


Baca juga: Martin Hutabarat: LSI itu lembaga abal-abal dan LSI jagokan ARB, Eva Sundari: Biasa praktek lazim konsultan politik


'Ada benarnya sih, dia Capres wacana. Ya, dia sendiri mau lewat partai mana? Karena PDIP juga tidak ada sinyal untuk mengusungnya pada 2014. Masih mending Anis Baswedan,' sindir Ramadhan di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (22/10/2013).


Ketua Komisi I ini lebih jauh menilai, bahwa pekerjaan rumah (PR) Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta masih banyak yang harus diselesaikan.


'Ya, prestasi Jokowi biasa saja lah. Soal macet belum diselesaikan, masalah masih banyak,' pungkasnya. @firdausi


Demokrat: Kami Pemenang di TPS, Bukan Lembaga Survei


Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jendral Partai Demokrat Ramadhan Pohan mengatakan, saat ini memang marak berbagai lembaga survei bayaran. Namun partainya tidak pernah terganggu dengan survei bayaran.


'Demokrat tidak pernah merasa terganggu dengan survei bayaran. Lembaga survei bayaran tidak pernah merugikan kami,' kata Ramadhan di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa, (22/10).


Demokrat, terang Ramadhan, tidak pernah menang di lembaga survei manapun. 'Tapi kami merupakan pemenang di tempat pemungutan suara (TPS), termasuk menang dua kali pemilu 2004 dan 2009,'terangnya.


Hasil survei lembaga apapun, ujar Ramadhan, baik yang bayaran maupun yang netral, dilihat sebagai alat intropeksi diri dan barometer diri. 'Lembaga survei mau dibayar atau tidak, bukan masalah,'ujarnya.


Kalau ada parpol yang terganggu dengan survei bayaran, kata Ramadhan, itu urusan mereka. 'Kami harus menyikapi berbagai hasil survei itu dengan cara dewasa,' katanya.


Menurut Ramadhan, kalau ada parpol yang kecewa dengan lembaga survei karena parpolnya tidak pernah tinggi elektabilitasnya, sebaiknya membuat lembaga survei sendiri. 'Bikin saja elektabilitasnya mencapai 65 persen, besar banget itu, kalau memang ingin menyenangkan dan memuaskan diri sendiri,' katanya.


Bagi Demokrat, kata Ramadhan, kalau lembaga survei memperlihatkan elektabilitas Demokrat kurang tinggi, itu malah menjadi vitamin atau obat untuk introspeksi diri. 'Jadi mengapa harus resah dengan hasil survei, lagi pula itu hanya prediksi jika pemilu dilakukan hari ini,'katanya.


Intinya, lanjut Ramadhan, jangan ingin disenangkan oleh lembaga survei. Survei hanya sebagai alat instropeksi diri, kemenangan ditentukan oleh suara di TPS, bukan survei.


Senin, 21 Oktober 2013

Ramadhan Pohan Doakan Andi Mallarangeng Tak Bersalah


Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Ramadhan Pohan yakin mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Alifian Mallarangeng tidak bersalah.


Menurutnya, hal tersebut akan terbukti di persidangan yang bakal digelar di Pengadilan Tipikor, Jakarta, terkait perkara dugaan korupsi proyek komplek olahraga Hambalang.


'Saya optimistis, sekaligus berdoa, Andi akan meyakinkan pengadilan bahwa dirinya memang tidak bersalah,' kata Ramadhan melalui pesan singkat yang diterima di Jakarta, Kamis (17/10) malam.


Ramadhan mengaku yakin mengenai integritas dan kredibilitas Andi sebagai seorang pejabat negara. Apalagi melihat sikap Andi yang sejak awal pengusutan kasus ini sangat koperatif dengan KPK.'Biar hukum dan pengadilan yang tentukan semua, yang salah katakan salah, yang benar katakan benar,' katanya.


Ramadhan mengatakan, pihaknya juga akan menghormati segala proses hukum untuk Andi, begitu juga dengan implementasi penegakan hukum harus tidak tebang pilih.


Sementara, Andi Alfian Mallarangeng setelah dinyatakan akan ditahan KPK, menerima penahanan dirinya oleh KPK dengan harapan pengusutan kasus tersebut dapat segera dituntaskan.


Juru bicara KPK Johan Budi mengatakan, Andi akan ditahan di Rutan KPK selama 20 hari pertama. Lembaga anti-korupsi tersebut sudah memeriksa Andi sebagai tersangka sebanyak dua kali yaitu pada Juli dan pekan lalu sebelum menahan Andi.