Jumat, 13 Desember 2013

Ramadhan Pohan Bantah Ikut Menggoda Agatha Lily


Ramadhan Pohan



Jakarta - Dua pimpinan Komisi I DPR dipanggil BK DPR gara-gara melontarkan pertanyaan bernada genit ke komisioner KPI Agatha Lily. Wakil Ketua Komisi I DPR Ramadhan Pohan membantah ikut melontarkan pertanyaan bernada menggoda.


'Aku nggak menggoda. Nggak ada nanya personal. Tanya aja Lily,' kata Ramadhan Pohan kepada Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com, Kamis (12/12/2013).


Ramadhan menegaskan, Lily pun sudah bicara tak merasa dilecehkan. Dia mendorong rekaman rapat fit and proper test Lily kala itu dibuka lagi.


'Tanya Lily saja, biar objektif. Atau dengerin rekaman fit and proper test-nya,' kata Ramadhan.


Ramadhan malah bertanya-tanya, kenapa isu ini muncul tiba-tiba. 'Ini hampir setengah tahun silam, ada apa?' katanya.


BK DPR akan memanggil 2 pimpinan dan 2 anggota Komisi I DPR terkait dugaan pelecehan yang dilaporkan oleh Komnas Perempuan. Salah satu pimpinan, Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin sudah membantah adanya pelecehan itu, pertanyaan bernada menggoda dilontarkan karena sudah kenal lama saja.


Agatha Lily sendiri merasa Komisi I tidak melecehkan dirinya. Pertanyaan soal nomor telepon dan pujian cantik baginya bukanlah pelecehan.


(van/try) Ikuti berbagai peristiwa penting hari ini hanya di 'Reportase Sore' Trans TV pukul 16.45 WIB

Kamis, 12 Desember 2013

Politikus Demokrat: Saya tak masalah dihina dan dibilang bangsat

Reporter : Muhammad Sholeh | Senin, 9 Desember 2013 11:57



Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com - Wasekjen Partai Demokrat Ramadhan Pohan mengaku tak punya masalah dengan pengamat politik, Boni Hargens yang dihina bernada rasis oleh Ruhut Sitompul. Namun menurut Ramadhan, penghinaan itu tak perlu dibesar-besarkan.'Kalau saya di-bully dan dihina sudah sering banget, kalau saya politisi. Saya siap saja dihina. Ketika ini jadi masalah Boni Hargens, ini masalah Boni. Kalau saya jadi Boni tak ada masalah,' ujar Ramadhan kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (9/12).Anggota Komisi 1 DPR itu mencontohkan ketika dirinya ditimpuk matanya oleh Georges J Aditjondro. 'Mata saya dipukul Tjondro, itu kan sudah main fisik. Beda dengan soal pernyataan. Dibilang bangsat saya juga gak apa-apa,' jelas Pohan.'Saya katakan bahwa saya bukan Boni, sebagai minoritas saya pernah tinggal di luar negeri. 12 tahun, saya dihina gak apa-apa. Tapi saya bukan Boni, Ramadhan juga bukan Ruhut,' tutupnya.Diketahui, setelah dilaporkan ke Polda Metro Jaya, pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Boni Hargens berencana melaporkan Ruhut ke Badan Kehormatan (BK) DPR RI. Ruhut yang juga menjabat sebagai juru bicara Partai Demokrat itu dinilainya tidak etis lantaran menyinggung ras.'Kami akan mendatangi Badan Kehormatan DPR RI untuk melapor tindakan saudara Ruhut Sitompul,' ujar Boni.




Follow tag Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com akan membantu untuk mendapatkan berita yang sesuai preferensi Anda. Misal Anda suka berita Rasisme, masukkan email dan Anda hanya akan menerima berita seputar Rasisme.


Let's be smart, read the news in a new way.

Rabu, 11 Desember 2013

Giliran Ramadhan Pohan Ejek Boni Hargens

Tegar Arief Fadly - Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com



Ramadhan Pohan (Foto: Koran Sindo)


JAKARTA - Elite Partai Demokrat mengaku heran dengan sikap emosional yang ditunjukkan pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Boni Hargens yang menganggap ucapan Ruhut Sitompul menyinggung SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan). Menurut Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ramadhan Pohan, di era demokrasi seperti saat ini tidak sewajarnya Boni tersinggung dengan pernyataan Ruhut yang memang dikenal selalu kontroversial itu. 'Kalau saya menjadi Boni, enggak ada sikap seperti itu. Kan hanya pernyataan, enggak jadi masalah. Saya di-bully, dihina, difitnah, sudah terlalu sering. Karena politikus, saya siap saja,' kata Ramadhan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (9/12/2013). Ramadhan menegaskan, permasalahan ini sama sekali tidak mengganggu partainya. Hal itu dikatakan Ramadhan menanggapi pernyataan Boni yang menyebut Partai Demokrat sebagai partai rasis. 'Enggak berdampak. Kalau saya dihina seperti apa sudah kebal, karena saya 12 tahun jadi minoritas, hidup di luar negeri. Kalau Boni ya mungkin beda ya, dia kan baru beberapa tahun di luar negeri,' sindirnya.(lam)


Berita Selengkapnya Klik di Sini


Senin, 09 Desember 2013

Giliran Ramadhan Pohan Ejek Boni Hargens

Tegar Arief Fadly - Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com



Ramadhan Pohan (Foto: Koran Sindo)


JAKARTA - Elite Partai Demokrat mengaku heran dengan sikap emosional yang ditunjukkan pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Boni Hargens yang menganggap ucapan Ruhut Sitompul menyinggung SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan). Menurut Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ramadhan Pohan, di era demokrasi seperti saat ini tidak sewajarnya Boni tersinggung dengan pernyataan Ruhut yang memang dikenal selalu kontroversial itu. 'Kalau saya menjadi Boni, enggak ada sikap seperti itu. Kan hanya pernyataan, enggak jadi masalah. Saya di-bully, dihina, difitnah, sudah terlalu sering. Karena politikus, saya siap saja,' kata Ramadhan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (9/12/2013). Ramadhan menegaskan, permasalahan ini sama sekali tidak mengganggu partainya. Hal itu dikatakan Ramadhan menanggapi pernyataan Boni yang menyebut Partai Demokrat sebagai partai rasis. 'Enggak berdampak. Kalau saya dihina seperti apa sudah kebal, karena saya 12 tahun jadi minoritas, hidup di luar negeri. Kalau Boni ya mungkin beda ya, dia kan baru beberapa tahun di luar negeri,' sindirnya.(lam)


Berita Selengkapnya Klik di Sini


Giliran Ramadhan Pohan Ejek Boni Hargens

Tegar Arief Fadly - Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com



Ramadhan Pohan (Foto: Koran Sindo)


JAKARTA - Elite Partai Demokrat mengaku heran dengan sikap emosional yang ditunjukkan pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Boni Hargens yang menganggap ucapan Ruhut Sitompul menyinggung SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan). Menurut Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ramadhan Pohan, di era demokrasi seperti saat ini tidak sewajarnya Boni tersinggung dengan pernyataan Ruhut yang memang dikenal selalu kontroversial itu. 'Kalau saya menjadi Boni, enggak ada sikap seperti itu. Kan hanya pernyataan, enggak jadi masalah. Saya di-bully, dihina, difitnah, sudah terlalu sering. Karena politikus, saya siap saja,' kata Ramadhan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (9/12/2013). Ramadhan menegaskan, permasalahan ini sama sekali tidak mengganggu partainya. Hal itu dikatakan Ramadhan menanggapi pernyataan Boni yang menyebut Partai Demokrat sebagai partai rasis. 'Enggak berdampak. Kalau saya dihina seperti apa sudah kebal, karena saya 12 tahun jadi minoritas, hidup di luar negeri. Kalau Boni ya mungkin beda ya, dia kan baru beberapa tahun di luar negeri,' sindirnya.(lam)


Berita Selengkapnya Klik di Sini


Senin, 02 Desember 2013

Wali Kota: Dolly Ditutup Sebelum Ramadhan Tahun Depan


Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, rencana penutupan lokalisasi dolly akan dilaksanakan sebelum bulan Ramadhan tahun depan.


Dia menegaskan bahwa proses penutupan lokalisasi terus berjalan meski tanpa persetujuan warga. Pasalnya, berdasar praturan daerah (Perda) 7/1999 secara jelas menyebutkan bahwa kawasan tersebut berfungsi sebagai rumah tinggal, bukan tempat prostitusi.


'Dengan landasan perda tersebut pemkot berhak mengambil tindakan untuk kebaikan kota. Sehingga untuk penutupan lokalisasi itu tidak diperlukan persetujuan apa pun,' ucapnya, Senin (2/12).


Jadi, dia menambahkan, menutup kawasan prostitusi sejatinya bukan perkara sulit. Namun, yang perlu mendapat perhatian lebih dari pemkot Surabaya yakni pengkondisian pascapenutupan.


'Kami harus menyiapkan tindakan pasca penutupan. Pengkondisian itu yang jauh lebih berat karena sangat menentukan keberlanjutan kawasan tersebut,' ujarnya.


Dia menggambarkan, untuk kawasan eks lokalisasi Sememi dan Klakahrejo, Pemkot Surabaya mengalokasikan anggaran sebesar Rp 28 miliar.


Dana tersebut digunakan untuk membangun pasar, sentra pedagang kaki lima (PKL), dan sejumlah sarana fasilitas umum lainnya. Dengan demikian, warga penghuni eks lokalisasi mendapat peluang kerja untuk memenuhi kebutuhan ekonominya.


Jumat, 29 November 2013

Demokrat: Australia Sudah Minta Maaf


Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com, JAKARTA--Wakil Ketua Komisi I dari Fraksi Demokrat Ramadhan Pohan mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono masih mempelajari surat dari Perdana Menteri Australia Tony Abbot soal penyadapan Australia di Indonesia.


Proses ini masih berlangsung. Menurutnya, langkah-langkah yang dilakukan Presiden sudah tepat dan sudah ada pernyataan Australia ke depan tidak akan merusak hubungan Indonesia-Australia lagi.


'Sudah ada pengakuan itu. Itu sudah eksplisit bahkan lebih jauh sudah ada unsur maaf dan menyesal dari Australia. Mereka di kemudian hari tak akan melukai Indonesia,' kata Ramadhan, Rabu, (27/11).


Menurut Ramadahan, hal yang perlu didalami lebih lanjut maksudnya hal-hal teknis. Misalnya menunggu untusan khusus Presiden untuk melakukan pembicaaran dengan Australia.


Saat ini, ujarnya, pembelian dan kontrak alutsista dengan Australia tetap dalam posisi status quo, artinya, tidak ada yang dimulai sampai betul-betul yakin dalam pertemuan utusan khusus sudah mencerminkan yang Indonesia inginkan.


Situasi dalam negeri Australia sendiri, ujar Ramadhan, juga menyulitkan Abbot. Rakyat Australia juga tidak setuju kalau Indonesia disakiti dan dikecewakan Pemerintah Australia.


'Ini poin bagus buat kedua negara, yang repot ketika rakyat minta Abbot untuk tidak minta maaf. Ini kan justru sebaliknya,'kata Ramadhan.


Besok, terang Ramadhan, Komisi I akan rapat dengan Menteri Luar Negeri. 'Kami akan menanyakan surat Abott, pasti akan diungkapkan langkah-langkah pemerintah yang akan disampaikan,' terangnya.


Ini, lanjut Ramadhan, perlu dilakukan untuk mengetahui progres masalah penyadapan Australia. Walaupun secara umum sudah ada itikad baik dari dan political will dari Australia untuk menyelesaikan masalah ini.



Nona dan Ramadhan Akhirnya Diambil KPA Sulut dari 'Kandangnya'


Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com, MANADO - Seorang aktivis Komisi Perlindungan Anak (KPA) Provinsi Sulawesi Utara, akhirnya menjemput dua balita, Nona (4,5) dan Ramadhan (2), yang mendapat penganiayaan dan ditelantarkan ibunya, Martha Wartabone.


Adalah Jull Takaliuang, aktivis KPA Sulut, yang menjemput kedua balita tersebut. Itu menyusul pemberitaan terkait Nona dan Ramadhan yang diterlantarkan, tak diberi makan hingga dianiaya ibu kandungnya.


Kedua balita itu juga menempati kediaman yang tampak seperti kandang ternak, dekat kompleks Perumahan Telkom Desa Kalasey I Dusun III, Kabupaten Minahasa.


'Ibu mana yang tak tersentuh kalau melihat kondisi anak seperti Nona dan Ramadhan, saya juga tersentuh. Saya berpikir, anak-anak ini harus diselamatkan karena dalam kondisi terlantar dan diselimuti kekerasan yang dilakukan sang ibu,' tutur Jull kepada Tribun Manado, Kamis (28/11/2013).


Kondisi yang serba kotor dan berbau tak sedap, tidak menyurutkan kedua tangan Jull untuk memeluk dan memandikan kedua anak itu.


Bak ibu kandung dari kedua bocah itu, Jull bersama warga sekitar rela memandikan kedua anak tersebut di keran air dekat sumur milik warga sekitar, sampai kedua anak itu menjadi enak dipandang mata karena sudah bersih.


'Kami selaku Komda PA menyesalkan tindakan orang tua yang masih banyak menelantarkan anaknya. Bagaimanapun kondisi ekonomi keluarga, anak harus dipenuhi haknya apalagi masa balita adalah masa peletakan fundamental karakter anak,' kata dia.


Tak berhenti sampai di situ, berkat dukungan dan topangan dari warga sekitar yang tidak rela melihat penderitaan sang anak, dirinya memberanikan diri melaporkan perbuatan sang ibu yang hingga kini belum berhasil ditemui ke Polres Manado.


'Anak-anak seperti ini harus diselimuti dengan kasih sayang dari orang tua maupun orang-orang disekitarnya,' tambahnya.


Kamis, 28 November 2013

Nona dan Ramadhan Tidur Bersama Anjing, Bebek, dan Ayam


Laporan Wartawan Tribun Manado Charles Komaling Dua balita di Kota Manado ini, bahu membahu memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa bantuan siapa pun. Termasuk sang bunda, yang justru menelantarkan mereka.

DARI jauh, bangunan berukuran sekitar 4 x 7 meter yang beratap terpal plastik itu sepintas mirip rumah.


Namun, ketika mendekat, bangunan itu lebih mirip tenda penampungan, kumuh. Ditopang beberapa tiang, beberpa lapis dinding dari kayu, namun tanpa jendela dan pintu.


Ada ruang kecil di bagian belakang yang posisinya lebih tinggi, ditopang papan. Namun, lagi-lagi jauh dari sebutan sebuah kamar tidur, karena ayam, bebek dan anjing juga masuk di ruangan itu. Mungkin lebih layak disebut kandang.


Di dalam bangunan itu, terlihat barang-barang seperti panci, piring, kain-kain kotor dan sejumlah barang-barang lainnya berserakan. Tak jauh berbeda dengan halaman, berserakan potongan seng bekas atap, botol-botol kaca dan batang-batang kayu. Sejumlah baju kotor bertumpuk di sudut bangunan, beberapa lainnya berserakan di tanah.


Bangunan itu adalah kediaman dua bocah, Ramadhan (3) dan Nona (4,5). Mereka tinggal di bangunan ini sejak tiga tahun lalu. Letaknya di atas sebuah bukit kosong, tak jauh dari Perumahan Telkom, Kalasey.


Kedua bersaudara ini, harus menghidupi diri sendiri sepanjang hari karena ibu mereka, Martha, diduga menelantarkan. Nona pagi-pagi sudah pergi dari rumah untuk bekerja, dan baru kembali malam hari.


Empat ekor anjing langsung menyalak keras, dua ekor di antaranya yang terikat terlihat meloncat-loncat hendak menyerang sambil membuka mulut menunjukkan giginya.


Anjing-anjing itu, seperti terganggu dengan kedatangan sejumlah warga. Karena takut, mereka hanya berdiri sekitar dua meter dari anjing-anjing itu, sebagian membawa tongkat untuk menakut-nakuti hewan peliharaan itu.


'Ramadhan, Nona mari sini. Ramadhan, Nona, kamari jo. Napa ini ada gula-gula,' ujar seorang warga, Selasa (26/11/2013).


Anjing-anjing terus menyalak keras, bising sekali. Tak lama, Ramadhan muncul dan berdiri di antara sejumlah anjing dan bebek. Ia sepertinya kebingungan. Beberapa kali terlihat akan terjatuh, namun ia berpegangan pada tiang.


Sepertinya lututnya lemas. Kemudian ia berjalan tanpa alas kaki, mendekat sejumlah warga. Baru beberapa langkah, ia terlihat seperti akan terjatuh.


Ramadhan hanya memakai kaos, tak memakai celana. Bajunya penuh kotoran, ada lumpur, hingga kotoran bebek menempel. Aromanya tidak sedap. Tangannya terus menggaruk-garuk, sekujur tubuhnya dipenuhi luka-luka kecil yang terus ia garuk.


Ada luka goresan di bibir, kepala dan beberapa titik di kaki. Beberapa luka terlihat sudah memutih, kemungkinan luka lama. Ia tak berbicara sepatah pun, tangannya beberapa kali menutup wajah. Seperti terlihat takut.


Tak lama kemudian, Nona muncul. Penampilannya tak jauh beda dari adiknya. Namun pakaian bocah perempuan ini sangat memiriskan, ia memakai baju dan celana yang robek disana-sini. Warnanya sudah coklat karena bercampur tanah. Bau tak sedap pun tercium. Bocah manis itu terlihat kurus, tatapan matanya kosong.


Nona sudah bisa berbicara, namun saat itu lebih banyak diam. Hanya menjawab singkat ketika ditanya sejumlah warga.


'Mama ja pukul deng kayu di kepala,' ujar bocah itu. Tak jauh dengan adiknya, sekujur tubuh bocah manis itu pun terdapat luka-luka kecil baru dan lama. Kulitnya coklat karena kotoran, sepertinya sudah berapa hari tidak mandi.


Selasa siang itu, seorang warga sudah menyiapkan sepiring nasi dan lauk ikan. Baru saja sendok diangkat, kedua bocah itu langsung membuka mulut lebar-lebar. Langsung mengunyah dengan cepat, lalu menelannya.


Dalam beberapa menit, satu piring penuh nasi langsung tandas. Satu botol air mineral juga habis dalam sekejap. Kedua bocah ini kehausan dan kelaparan.


Seusai makan, terlihat wajah mereka kembali segar. Nona kemudian berlari kesana kemari, Ramadhan terus saja mengunyah roti dan sesekali meminum air mineral.


Kedua bocah itu beruntung, hari itu mereka bisa menikmati satu piring nasi dan beberapa potong roti. Tak setiap hari warga bisa memberi makan.


'Kita serba salah, kalau ibu mereka tahu kami memberi makan, mereka pasti dimarahi an makanan dibuang. Beberapa kali warga kasih baju, malah dibuang oleh ibunya, tidak boleh dipakai,' ujar Oma, warga setempat.


Yang memiriskan, kadang warga terpaksa hanya menaruh makan di piring dan menaruh di jalan. Itu dilakukan warga, karena kedua bocah itu kerap berkeliaran dan tak menetap. Saat lelah berjalan dan merasa lemah karena lapar, mereka bisa tidur lelap di mana saja.


Rapat Penyadapan Dilakukan Tertutup, Ramadhan Pohan Minta ...


WARTAKOTA/Henry Lopulalan




Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com, JAKARTA - Komisi I DPR RI mengadakan rapat kerja (Raker) dengan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Marciano Norman, dan Kapolri Jenderal Pol Sutarman di gedung DPR RI Jakarta, Kamis (27/11/2013).


Rapat membahas mengenai aksi penyadapan oleh intelijen Australia terhadap pejabat tinggi negara termasuk Presiden SBY.Namun rapat yang dipimpin Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq itu digelar tertutup untuk media massa.


Sebelum rapat dimulai Menhan bertanya apakah rapat digelar terbuka atau tertutup.Menyikapi pertanyaan Menhan maka Mahfudz menanyakan ke anggota Dewan usulan Menhan.


'Saya usul rapat tertutup,' kata Anggota Komisi I Basri Sadihabe.


Beberapa anggota Komisi I DPR lainnya mengusulkan rapat tertutup namun kesimpulan rapat diberikan ke media massa.


'Rapat dilakukan tertutup ketika kita sepakat kesimpulan akan terbuka dan media akan melihat apa kesimpulan rapat,' kata Mahfudz.


Namun Wakil Ketua Komisi I DPR, Ramadhan Pohan, mengatakan apa ada jaminan informasi dari rapat yang tertutup tidak keluar.


'Harus ada jaminan rapat secure (aman),' kata dia.


Akhirnya rapat dilanjutkan dan dilaksanakan tertutup untuk media massa.


'Kami setuju rapat tertutup. Kami setuju kesimpulan rapat disampaikan. Kami harap diadakan press conference bersama mengenai kebijakan publik yang akan ditempuh,' kata Menhan.


Rabu, 27 November 2013

Ramadhan Pohan Pertanyakan Lembaga Survei


JAKARTA (Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com) - Beberapa hasil survei menunjukkan elektabilitas Partai Demokrat tidak kunjung melonjak bahkan bisa dibilang jeblok dibanding partai lain. Demokrat menilai ada propaganda lembaga survei yang melancarkan kampanye negatif terhadap partai berlambang bintang mercy.


'Kalau lembaga survei yang dikawal dengan tokoh yang jelas integritasnya, banyak sekali. Seperti Saiful Mujani, itu banyak, LIPI juga. Kalau misalnya lembaga survei propaganda, black campaign. Masalahnya belum ada lembaga yang kontrol hal itu,' terang Wasekjen Demokrat Ramadhan Pohan di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (26/11).


Ramadhan mempertanyakan lembaga dengan konsultan, sehingga dapat menabrak etika hasil survei. 'Kami tidak akan introspeksi hasil jejak pendapat, hasil survei propaganda, black campaign,' ucap Ramadhan.


menurut Ramadhan partainya akan melakukan survei pada Desember 2013. Elektabilitas Demokrat akan naik hingga 20 persen dan hingga kini kisaran elektabilitas Demokrat di angka 15 persen.


'Jadi masih kami tunggulah, walaupun di dalam internal cukup bagus. Tapi, kan jadi sasaran pengeroyokan dan kami tidak menyalahkan media massa di sini,' kata Ramadhan.


Menurut Ramadhan, adanya rangkaian sistematis yang dilakukan untuk memojokkan Demokrat. Juga partai lain yang ingin mengambil suara Demokrat.


'Sudah terjadi belakangan ini. Tapi, boleh dong kami juga berpikir akan rebut kembali. Kami yakin elektabilitas PD 13 sampai 15 persen,' ucamnya.


Mengenai badai hukum yang menerpa Demokrat, Ramadhan menyanggahnya.


(prihandoko/sir)

Selasa, 26 November 2013

Iwet Ramadhan Menghemat Bensin dan Listrik Lewat Batik


Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com - Presenter kondang Iwet Ramadhan punya cara tersendiri untuk menghemat listrik dan bensin, yaitu dengan batik.


Kok bisa?


'Material kain batik umumnya tidak tebal. Jadi lebih adem,' ujar pemilik label busana batik bernama TIKshirt saat ditemui Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com.com usai peluncuran kampanye Click to Save oleh Schneider Electric, Selasa (26/11/2013) siang.


Logikanya, kata Iwet, jika tubuh tak kegerahan maka penggunaan pendingin udara di dalam ruangan maupun mobil pun tak berlebih.


Di samping itu, alumnus Fakultas Teknik Jurusan Ilmu Arsitektur Universitas Parahyangan ini juga memastikan apartemen yang dihuninya memenuhi 'standar' hemat energi versinya.


'Aku pilih apartemen yang banyak jendelanya. Udara dan cahaya banyak masuk. Tak perlu pakai AC di ruangan selain kamar,' ujar Iwet.


Penggunaan pendingin udara saat malam hari pun juga dihematnya. Ia memanfaatkan fasilitas timer. Saat dingin ruangan sudah mencapai titik maksimal, maka pendingin udara akan mati secara otomatis.


Ramadhan: Demokrat Sedang Dikeroyok

Tegar Arief Fadly - Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com



JAKARTA- Partai Demokrat mengakui, dalam beberapa tahun terakhir mengalami penurunan elektabilitas. Terbukti dalam sejumlah survei yang dilakukan oleh berbagai lembaga survei partai besutan Susilo Bambanhg Yudhoyono (SBY) itu hanya berada di posisi tengah.Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat, Ramadhan Pohan menilai, penurunan elektabilitas partainya itu disebabkan karena saat ini partainya tengah menjadi sorotan, dan secara tidak langsung dikeroyok oleh partai lain.'Jadi sasaran pengeroyokan, karena kami (Partai Demokrat) adalah partai yang dua kali menang Pilpres. Partai lain berpikir ingin ambil porsi atau suaranya Partai Demokrat,' kata Ramadhan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (26/11/2013).Ramadhan menyebut ada pihak-pihak yang melakukan serangan sistematis terhadap partainya. Namun Wakil Ketua Komisi I DPR ini yakin, elektabilitas partainya akan meningkat pada Desember tahun ini.'Kami yakini elektabilitas 13-15 persen. Tapi riilnya, feeling nanti Desember. Dulu kami 20 persen jadi sekarang ini kan lari semua karena serangan sistematis terhadap Demokrat. Propaganda terhadap Partai Demokrat terus dilakukan,' ungkapnya. (ugo)


Berita Selengkapnya Klik di Sini


Senin, 25 November 2013

Ramadhan Pohan: PM Australia Tidak Jantan


Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi I DPR Ramadhan Pohan menilai Perdana Menteri Australia Tony Abbott tidak jantan dalam menyikapi informasi penyadapan. Diketahui Pemerintah Australia melakukan penyadapan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ani Yudhoyono serta pejabat lainnya.


'Tanggapan Abbott soal penyadapan yang lazim, berarti Abbott itu tidak memiliki pengetahuan yang cukup dan tidak gentle, penyadapan itu melanggar konvensi Wina, dan Abbott tidak menyadari Jerman sangat marah,' kata Pohan di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (19/11/2013).


Pohan pun meminta sikap Abbott yang tegas dalam dua hari ini. Bila pemerintah Australia tidak menyampaikan sikap resmi, maka dipastikan negara Kangguru itumeninggalkan dan melupakan Indonesia.


'Kalau kita lihat secara keseluruhan hubungan Indonesia dengan Australia ini dalam level yang paling tinggi, harusnya Abbot bisa merekatkan,' ujarnya.


Ia mencontohkan dimana Australia memiliki masalah mengahaspi pengungsi yang mencapai 15 ribu orang. 'Nah kalau hubungan bilateral rusak, australia akan sangat geger, tidak ada pilihan lain selain meminta maaf,' kata Politisi Demokrat itu.


Ia menegaskan dalam hubungan internasional pencurian data itu sangat hina. Kemudian Indonesia juga harus menjaga keamanan informasi.


'Sudah saatnya kita berikan kepercayaan lebih pada lembaga sandi negara untuk membuat peralatan dari anak bangsa sendiri, artinya kalau buatan sendiri tidak bisa disadap,' katanya.


Pohan juga menyatakan sikap SBY terhadap masalah itu sudah tepat dan tegas. 'Presiden SBY dengan menteri dan parlemen maupun publik, punya sikap tegas yang sama,' imbuhnya.


Minggu, 24 November 2013

Adinia Wirasti Tampil Cantik berkat Rancangan Iwet Ramadhan

Adinia Wirasti (Foto: Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com)

GADIS pemeran Carmen di film Ada Apa dengan Cinta, Adinia Wirasti tampil cantik ketika mengenakan busana bersiluet ballgown yang elegan dengan sentuhan etnik, hasil rancangan desainer Iwet Ramadhan. Ia tampil percaya diri saat hadir dalam fesyen show yang diselenggaran di Mall Pasific Place. Adinia tampak cantik ketika mengenakan busana dari bahan batik Madura, di mana sekelilingnya mengenakan busana glamor dari bahan-bahan mewah dengan sentuhan warna putih yang berkilau kristal Swarovsky. 'Saya mengenakan busana Iwet Ramadhan, saya ingin menggunakan busana dengan latar Indonesia. Kebetulan ada batik warna putih, jadi saya pakai,' tambahnya kepada Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com yang diwawancarai langsung usai peragaan busana di Pacific Place, Jakarta beberapa waktu yang lalu. Adinia atau biasa disapa Asti ini, sangat menyukai busana rancangan Iwet Ramadhan, dan merasa sangat feminin saat mengenakannya. Dirinya pun sering berlangganan belanja busana dengan perancang sekaligus presenter beken tersebut. 'Saya sering pakai busana Iwet, karena sesuai dengan karakteristik saya. Busana-busananya elegan dan glamor tapi sopan, saya suka,' pungkasnya.(ren)(tty)


Adinia Wirasti Tampil Cantik berkat Rancangan Iwet Ramadhan

Adinia Wirasti (Foto: Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com)

GADIS pemeran Carmen di film Ada Apa dengan Cinta, Adinia Wirasti tampil cantik ketika mengenakan busana bersiluet ballgown yang elegan dengan sentuhan etnik, hasil rancangan desainer Iwet Ramadhan. Ia tampil percaya diri saat hadir dalam fesyen show yang diselenggaran di Mall Pasific Place. Adinia tampak cantik ketika mengenakan busana dari bahan batik Madura, di mana sekelilingnya mengenakan busana glamor dari bahan-bahan mewah dengan sentuhan warna putih yang berkilau kristal Swarovsky. 'Saya mengenakan busana Iwet Ramadhan, saya ingin menggunakan busana dengan latar Indonesia. Kebetulan ada batik warna putih, jadi saya pakai,' tambahnya kepada Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com yang diwawancarai langsung usai peragaan busana di Pacific Place, Jakarta beberapa waktu yang lalu. Adinia atau biasa disapa Asti ini, sangat menyukai busana rancangan Iwet Ramadhan, dan merasa sangat feminin saat mengenakannya. Dirinya pun sering berlangganan belanja busana dengan perancang sekaligus presenter beken tersebut. 'Saya sering pakai busana Iwet, karena sesuai dengan karakteristik saya. Busana-busananya elegan dan glamor tapi sopan, saya suka,' pungkasnya.(ren)(tty)


Sabtu, 23 November 2013

Ramadhan Pohan: Penyebar SMS Suap TVRI Pengecut

Tegar Arief Fadly - Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com



JAKARTA- Komisi I DPR merasa gusar dengan munculnya pesan singkat yang mengungkapkan praktik suap senilai Rp3 miliar terkait pemecatan Direksi TVRI.'Penyebar SMS Surat kaleng itu kan pengecut, enggak usah dengan cara-cara pengecut. Saya tidak percaya kabar itu,' kata Wakil Ketua Komisi I, Ramadhan Pohan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (18/11/2013).Politikus Partai Demokrat ini menambahkan, jika memang ada praktik suap, hendaknya hal itu dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi. 'Sampaikan saja barang buktinya ke Kepolisian atau KPK, atau ke pimpinan Komisi I,' tegasnya.Sebelumnya, sebuah pesan singkat berisi tentang praktik suap di Komisi I DPR tersebar. Praktik suap yang dimaksud dalam pesan itu terkait upaya mengubah keputusan Komisi I yang merekomendasikan Dewan Pengawas TVRI untuk memecat Direksi TVRI.Nama-nama yang disebut dalam pesan singkat itu adalah anggota Komisi I dari Fraksi Partai Golkar Tantowi Yahya, anggota Komisi I dari Fraksi Partai Demokrat Hayono Isman, dan anggota Komisi I dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Evita Nursanty. Jumlah uang yang diberikan senilai Rp3 miliar.Pesan singkat itu menyebut, uang Rp3 miliar disediakan oleh mantan Direktur Program dan Berita TVRI Irwan Hendarmin yang kemudian diserahkan kepada tiga anggota Komisi I itu di Bandung, Jawa Barat. Tak hanya itu, para legislator tersebut juga mendapat hiburan yang disiapkan TVRI di Bandung dengan mendatangkan artis Iis Dahlia dan Yuni Shara ke tempat karaoke top, CTV. (ugo)


Berita Selengkapnya Klik di Sini


Jumat, 22 November 2013

Ramadhan Pohan Juga Anggap Jokowi Lebay

Upaya Men-downgrade Jokowi

Danu Damarjati - Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com



Jakarta - Gubernur DKI Joko Widodo menyampaikan pengalamannya menghadapi upaya men downgrade citranya dari berbagai pihak. Wasekjen Partai Demokrat Ramadhan Pohan menasihati agar Jokowi lebih tegar menghadapi semua itu.


'Namanya pemimpin itu harus tough, tegar, tak gampang goyah. Pejabat atau pemimpin yang baik adalah yang lebih banyak bicara kepentingan masyarakat. Bahkan harus siap dan selalu pasang badan untuk rakyat,' kata Ramadhan saat dihubungi, Rabu (20/11/2013).


Seorang pejabat tentu harus biasa menghadapi segala bentuk upaya penurunan citra dari pihak manapun.Ramadhan menyarankan agar Jokowi lebih berkonsentrasi terhadap kepentingan rakyat banyak daripada curhat soal pengalaman pribadinya.


'Kalau bercerita soal keluhan-keluhan dan kesedihan pribadinya, ya lebay. Jokowi harus lebih matang lagi lah,' ucap Ramadhan.


Jokowi menyatakan dirinya sering menghadapi upaya downgrade citranya. Jokowi mencertiakan hal itu sebelum mengisi kuliah umum di Universitas Padjajaran, Bandung, beberapa waktu lalu.


PD memang terus mengirim pesan miring ke Jokowi belakangan ini. Sampai kemudian Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo bicara bahwa ada upaya kontra intelijen yang ingin men downgrade Jokowi.


(dnu/van) Ikuti berbagai peristiwa penting yang dikemas dari sudut pandang berbeda di 'Reportase Sore' Trans TV pukul 16.45 WIB

Ramadhan: Tony Abbot tinggal Hitung Mundur

Metro TV NewsRamadhan: Tony Abbot tinggal Hitung MundurMetro TV News"Sekarang Abbot tinggal hitung mundur, dalam dua hari ini kalau pemerintah Australia tidak menyampaikan sikap resmi soal penyadapan, Australia siap meninggalkan indonesia," tegas Ramadhan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (19/11).

Kamis, 21 November 2013

Ramadhan: PM Australia harus pecat penasehatnya hina Indonesia ...


LENSAINDONESIA.COM: Perdana Menteri(PM) Australia lih-alih meminta maaf secara resmi atas kasus penyadapan terhadap Presiden RI dan sejumlah petinggi Republik Indonesia (RI). Lebih 'kacau' lagi, penasehat PM) Australia, Mark Textor malah menghina Indonesia sebagai negara teroris.


Wakil Ketua Komisi I DPR RI Ramadhan Pohan mengatakan Australia sok penting. Heran apa sih yang membuat Aussie seolah hebat, jumawa, egois dan kepala batu? Mestinya Canberra ngaca.


Baca juga: Indonesia hentikan tiga kerjasama dengan Australia dan Soal penyadapan Australia, SBY dinilai mementingkan keluarganya


'Sudah jelas-jelas salah, eh malah menambah pelecehan kepada Indonesia. Textor harus dipecat. Ini ujian bagi PM Abbot apakah lebih mementingkan egoisnya atau bilateral dengan Indonesia? Banyak yang hilang kepercayaan pada Aussie. Ini harga mahal yang harus dibayar pemerintah Abbot,' kata Ramadhan Pohan, Jakarta, Kamis (21/11/2013).


Seperti diketahui, ulah Textor tak urung mendapat kecaman pihak oposisi Australia. Mereka mendesak PM Australia Tony Abbott segera merespons aksi penasihatnya itu.


'Abbott harus ikut mengecam pernyataan Textor,' ujar politisi Partai Buruh Tanya Plibersek.


Tentunya, sikap Textor yang ngawur itu justru memperkeruh situasi, kendati PM Australia Tony Abbott sudah meminta maaf pada rakyat Indonesia di depan parlemen Australia. Ini terkait adanya desakan keras dari parlemen maupun rakyat Australia.


Untuk diketahui, Textor menjabat sebagai penasihat senior di Partai Liberal yang dipimpin Tony Abbott. Sayangnya hingga kini, Abbot belum memberikan respons perihal ulah Textor yang semakin melukai perasaan rakyat Indonesia.


Sebelumnya, Textor malah sempat menghina Menlu RI, Marty Natalegawa sebagai bintang film porno.


'(Marty Natalegawa) mempunyai tampang layaknya bintang film porno dan memiliki kepribadian seperti bintang film porno,' ujar Textor melalui akun twitternya, seperti dikutip The Age, Rabu (20/11).


Textor juga mengecam Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dia menyebut tidak seharusnya seorang kepala negara mengecam kepala negara lain melalui twitter.@endang


Selasa, 19 November 2013

Ramadhan Pohan: PM Australia Tidak Jantan


Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi I DPR Ramadhan Pohan menilai Perdana Menteri Australia Tony Abbott tidak jantan dalam menyikapi informasi penyadapan. Diketahui Pemerintah Australia melakukan penyadapan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ani Yudhoyono serta pejabat lainnya.


'Tanggapan Abbott soal penyadapan yang lazim, berarti Abbott itu tidak memiliki pengetahuan yang cukup dan tidak gentle, penyadapan itu melanggar konvensi Wina, dan Abbott tidak menyadari Jerman sangat marah,' kata Pohan di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (19/11/2013).


Pohan pun meminta sikap Abbott yang tegas dalam dua hari ini. Bila pemerintah Australia tidak menyampaikan sikap resmi, maka dipastikan negara Kangguru itumeninggalkan dan melupakan Indonesia.


'Kalau kita lihat secara keseluruhan hubungan Indonesia dengan Australia ini dalam level yang paling tinggi, harusnya Abbot bisa merekatkan,' ujarnya.


Ia mencontohkan dimana Australia memiliki masalah mengahaspi pengungsi yang mencapai 15 ribu orang. 'Nah kalau hubungan bilateral rusak, australia akan sangat geger, tidak ada pilihan lain selain meminta maaf,' kata Politisi Demokrat itu.


Ia menegaskan dalam hubungan internasional pencurian data itu sangat hina. Kemudian Indonesia juga harus menjaga keamanan informasi.


'Sudah saatnya kita berikan kepercayaan lebih pada lembaga sandi negara untuk membuat peralatan dari anak bangsa sendiri, artinya kalau buatan sendiri tidak bisa disadap,' katanya.


Pohan juga menyatakan sikap SBY terhadap masalah itu sudah tepat dan tegas. 'Presiden SBY dengan menteri dan parlemen maupun publik, punya sikap tegas yang sama,' imbuhnya.


Ramadhan Pohan: Tak Ada Niat Jatuhkan Jokowi


Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com, JAKARTA -- Wasekjen DPP Partai Demokrat, Ramadhan Pohan, mengatakan bahwa dia menyampaikan kritikan terhadap pemerintahan Jokowi bukan untuk menjatuhkan Gubernur DKI Jakarta itu. Menurutnya, apa yang disampaikannya adalah kritik konstruktif yang membangun.'Bahasa yang saya gunakan tetap santun, selain kritis. Enggak ada sama sekali men- downgrade Jokowi,' kata Ramadhan, Selasa, (19/11).Kritik itu, kata Ramadhan, juga perlu. Namun agar sehat harus sesuai dengan takarannya. 'Masak politisi atau pejabat tidak boleh dikritik. Jokowi manusia biasa, bukan Tuhan. Kalau pun ada yang menilai ada upaya menjatuhkan Jokowi itu hanya prasangka saja,' ujar Ramadhan.Mungkin, lanjutnya, Jokowi lagi tengah digadang-gadang untuk jabatan lebih tinggi lagi. Tapi, dia mempertanyakan, apa yang salah dengan kritik. 'Justru kritik itu ujian bagi kematangannya. Kalau tidak boleh dikritik, ya jangan mimpi jadi presiden,' ujar Ramadhan.


Ramadhan Pohan: Penyebar SMS Suap TVRI Pengecut

Tegar Arief Fadly - Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com



JAKARTA- Komisi I DPR merasa gusar dengan munculnya pesan singkat yang mengungkapkan praktik suap senilai Rp3 miliar terkait pemecatan Direksi TVRI.'Penyebar SMS Surat kaleng itu kan pengecut, enggak usah dengan cara-cara pengecut. Saya tidak percaya kabar itu,' kata Wakil Ketua Komisi I, Ramadhan Pohan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (18/11/2013).Politikus Partai Demokrat ini menambahkan, jika memang ada praktik suap, hendaknya hal itu dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi. 'Sampaikan saja barang buktinya ke Kepolisian atau KPK, atau ke pimpinan Komisi I,' tegasnya.Sebelumnya, sebuah pesan singkat berisi tentang praktik suap di Komisi I DPR tersebar. Praktik suap yang dimaksud dalam pesan itu terkait upaya mengubah keputusan Komisi I yang merekomendasikan Dewan Pengawas TVRI untuk memecat Direksi TVRI.Nama-nama yang disebut dalam pesan singkat itu adalah anggota Komisi I dari Fraksi Partai Golkar Tantowi Yahya, anggota Komisi I dari Fraksi Partai Demokrat Hayono Isman, dan anggota Komisi I dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Evita Nursanty. Jumlah uang yang diberikan senilai Rp3 miliar.Pesan singkat itu menyebut, uang Rp3 miliar disediakan oleh mantan Direktur Program dan Berita TVRI Irwan Hendarmin yang kemudian diserahkan kepada tiga anggota Komisi I itu di Bandung, Jawa Barat. Tak hanya itu, para legislator tersebut juga mendapat hiburan yang disiapkan TVRI di Bandung dengan mendatangkan artis Iis Dahlia dan Yuni Shara ke tempat karaoke top, CTV. (ugo)


Berita Selengkapnya Klik di Sini


Tantowi Yahya Bantah Terima Aliran Dana TVRI




Laporan Wartawan Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com.com, Ferdinand Waskita

Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR Tantowi Yahya membantah kabar yang menyebutkan dirinya menerima uang terkait kisruh TVRI. Politisi Golkar itu mengaku juga menerima pesan singkat yang berisi tudingan tersebut.


'Ya kita juga dapat SMS itu. Komisi I akan memanggil semua nama-nama yang disebut dalam SMS itu untuk klarifikasi,' kata Tantowi Yahya ketika dikonfirmasi, Senin (18/11/2013).


Tantowi menegaskan pesan singkat tersebut fitnah dan menghasut. Ia menduga pesan singkat tersebut berasal dari kelompok-kelompok di TVRI yang merasa akan tersingkir dengan revitalisasi TVRI.


'Dewan pengawas tadinya akan memecat semua anggota direksi kecuali direktur umum,' kata Tantowi.


Tetapi, Komisi I tidak menyetujui usulan tersebut.


'Karena dugaan kesalahan yang dialamatkan dewan pengawas ke direksi terdengar sumir dan terkesan adanya tekanan dari pihak tertentu,' ungkapnya.


Sedangkan Wakil Ketua Komisi I Ramadhan Pohan menegaskan pihaknya tidak pernah mengutus siapa pun melakukan pertemuan di luar DPR.


'Kami tidak pernah rapat di luar forum dan tidak pernah mengutus siapa pun,' kata Pohan.


Sebelumnya beredar pesan singkat yang berisi adanya uang sebesar Rp 3 miliar dari Direksi TVRI kepada Komisi I DPR. Pesan tersebut menyebar di kalangan wartawan hari ini, Senin (18/11/2013).


Dalam pesan singkat tersebut berisi tiga anggota Komisi I DPR yang disebut menerima yakni Hayono Isman (Fraksi Partai Demokrat), Evita Nursanty (Fraksi PDI Perjuangan), dan Tantowi Yahya (Fraksi PDI Perjuangan).


Uang itu diduga untuk mengubah keputusan Komisi I DPR terkait rekomendasi pemecatan direksi TVRI. Uang disiapkan oleh mantan Direktur Program dan Berita TVRI Irwan Hendarmin. Uang itu kemudian diserahkan kepada tiga anggota komisi I itu di Bandung, Jawa Barat.


Pesan singkat itu ternyata juga diterima oleh anggota Komisi I DPR yakni Max Sopacua, Ramadhan Pohan dan Tantowi Yahya.


Senin, 18 November 2013

Ramadhan Pohan: Penyebar SMS Suap TVRI Pengecut

Tegar Arief Fadly - Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com



JAKARTA- Komisi I DPR merasa gusar dengan munculnya pesan singkat yang mengungkapkan praktik suap senilai Rp3 miliar terkait pemecatan Direksi TVRI.'Penyebar SMS Surat kaleng itu kan pengecut, enggak usah dengan cara-cara pengecut. Saya tidak percaya kabar itu,' kata Wakil Ketua Komisi I, Ramadhan Pohan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (18/11/2013).Politikus Partai Demokrat ini menambahkan, jika memang ada praktik suap, hendaknya hal itu dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi. 'Sampaikan saja barang buktinya ke Kepolisian atau KPK, atau ke pimpinan Komisi I,' tegasnya.Sebelumnya, sebuah pesan singkat berisi tentang praktik suap di Komisi I DPR tersebar. Praktik suap yang dimaksud dalam pesan itu terkait upaya mengubah keputusan Komisi I yang merekomendasikan Dewan Pengawas TVRI untuk memecat Direksi TVRI.Nama-nama yang disebut dalam pesan singkat itu adalah anggota Komisi I dari Fraksi Partai Golkar Tantowi Yahya, anggota Komisi I dari Fraksi Partai Demokrat Hayono Isman, dan anggota Komisi I dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Evita Nursanty. Jumlah uang yang diberikan senilai Rp3 miliar.Pesan singkat itu menyebut, uang Rp3 miliar disediakan oleh mantan Direktur Program dan Berita TVRI Irwan Hendarmin yang kemudian diserahkan kepada tiga anggota Komisi I itu di Bandung, Jawa Barat. Tak hanya itu, para legislator tersebut juga mendapat hiburan yang disiapkan TVRI di Bandung dengan mendatangkan artis Iis Dahlia dan Yuni Shara ke tempat karaoke top, CTV. (ugo)


Berita Selengkapnya Klik di Sini


Kamis, 14 November 2013

M Rizki Ramadhan, Bocah Genius Menguasai Empat Bahasa Asing


Kubang Putiah--Rumah Gadang berlantai palupuah (bambu yang dibelah-belah, red) dan dinding dari papan yang dilapisi tadiah (bambu yang dianyam, red), di sinilah Muhammad Rizki Ramadhan, bocah jenius itu tinggal. Rumah itu juga bukan milik orang tuanya, tapi disewa sudah satu tahun ini. Rumah itu kini tiap hari ramai dikunjungi orang dari Bupati Agam, orang dermawan, wartawan hingga orang biasa yang penasaran dengan bocah yang bisa empat bahasa asing itu.


Dompet Dhuafa Singgalang mendatangi rumah Rizki di Jorong Lurah Surau Baranjuang, Kenagariaan Kubang Putiah, Kecamatan Banuhampu, Kabupaten Agam, Selasa (12/11). Saya, Musfi Yendra, Branch Manger Dompet Dhuafa Singgalang, memberitahu ke Ahmad Juwaini, Presiden Direktur Dompet Dhuafa di Jakarta tentang kasus ini. Saya diminta segera mengumpulkan data dan membantu kelanjutan pendidikan Rizki. Kedatangan saya dan tim, Budi Pratama dan Sudirman, anggota program, disambut oleh ayah Rizki di tangga rumah gadang yang hampir reot itu.


'Ambo Maruhun, ayah Rizki...,' begitu kata bapak yang bernama lengkap Mayunis itu. Maruhun adalah panggilannya sehari-hari dikampung tersebut.


Memasuki rumah gadang itu kami menaiki anak tangga yang terletak di belakang. Sebelah kanan tangga terdapat kamar mandi yang terbuat dari bambu juga. Sebelum sampai ke ruang utama, kami melewati dapur tempat ibu Rizki memasak. Puntung kayu habis memasak berserakan di dapur tersebut. Atap dapurnya dari terpal berwarna oranye. Hanya ada sedikit antara dapur dan ruang utama yang berlantai papan.


Di ruang utama rumah gadang itu hampir semuanya berlantai palupuah. Kalau diinjak lantai itu seperti bergelombang-gelombang. Rumah ini terdapat dua kamar, satu lemari pembatas ruangan, televisi dan dipan tidur juga ada di ruang utamanya.


'Di sinilah kami tinggal sudah setahun ini, bukan rumah kami tapi disewa' kata Armadanis ibu dari Rizki dengan bahasa Indonesia yang fasih.


Sebenarnya pasangan suami istri ini berasal dari Malalak, Agam. Melihat kondisi rumah yang ditempati, jelas keluarga ini dari keluarga tidak mampu. Dihuni sekitar enam orang, kedua orang tua Rizki, dua kakak dan neneknya.


Saat kami masuk rumah, Rizki yang sedang makan lalu berhenti dan menyalami kami. Setelah bersalaman dia, langsung mengambil gadget yang saya bawa. Saya berikan kedua gadget saya punyai. Diapun asyik membuka berbagai aplikasi yang ada. Bak montir HP, mahir benar dia. Blackberry dan android seperti bukan hal asing bagi dia. 'Ada massage masuk om,' katanya. Massage pula kata dia. Pesan masuk maksudnya.


'Rizki selalu penasaran dengan HP, ipad atau sejenisnya. Tapi dia tak pernah mau membuka SMS orang lain, 'kata ibunya. Setelah itu dia mengambil lagi blackberry saya dan mengaktifkan bluetooth-nya sendiri, hendak memindahkan game ke HP orang tuanya. Karena di gadget saya tidak ada game, dia menangis sebentar tapi kemudian ditenangkan oleh ibunya. Kemudian dia asyik lagi gadget itu.


Rizki yang berusia 10 tahun ini terlihat bersih dengan kulit sawo matangnya. Ukuran fisiknya termasuk tinggi, tapi agak kurus seperti mengikuti ibunya. Rambutnya dipotong pendek sekitar 2 cm. 'Dia tidak pernah mau main di luar rumah. Apalagi bermain tanah atau kotor-kotor dengan anak-anak seusianya,'kata ibunya.


Menurut ibu Rizki, sehari-hari di dalam rumah dia hanya menonton atau membaca buku. Dia suka menonton siaran televisi yang berbahasa Inggris atau berita politik, bola dan ilmu pengetahuan. Sesekali menonton film kartun dan tak suka menonton sinetron. Saya membawakan 11 judul buku dan majalah sebagai hadian untuk Rizki.


Bosan menonton dan membaca dia mendengar musik dari HP, lagunya pun berbahasa Inggris atau K-Pop. Karena kebiasaan itu kemudian dia bisa empat bahasa asing Inggris, Arab, India dan Jepang. Bukan menguasai tapi bisa. Sesekali pergi ke warung untuk jajan. Sehari-hari Rizki lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia. Bukan berbahasa Minang. Tak sepertinya ibunya yang banyak menjelaskan tentang Rizki, bapaknya lebih banyak diam saja.


'Ambo ko hanya buruh tani,' begitu ucapnya Mayunis sesekali. Sebagai kepala rumah tangga sepertinya dia menyimpan beban hidup yang lumayan berat.


Wajar saja, pasangan suami istri ini memiliki anak tiga orang. Paramita Ariani anak pertama akan tamat dari SMA 4 Bukittinggi. Ferdian Arianto anak kedua akan naik kelas tiga SMP. Rizki anak bungsu yang cerdas itu sedang dipikirkan juga lanjutan sekolahnya. Istrinya sehari-hari hanya mengurus Rizki.


'Waktu hamil Rizki ini kami berdagang di Pasar Perumnas Pekanbaru. Menjual barang muda (buah-buahan, red),' ucap Armadanis.


Ditambahkannya, sewaktu mengandung Rizki tak ada hal-hal luar biasa yang dia lakukan. Tak ada aktifitas membaca buku, mendengar musik klasik, menonton atau senam yoga seperti dilakukan kabanyakan ibu hamil, dengan harapan anaknya cerdas. Makanan yang dikonsumsi ibunya pun biasa-biasa saja.


'Malah Rizki ini lahirnya prematur, beratnya hanya 1,1 kg,' ungkap Armadanis. Karena Rizki lahir tidak normal inilah awal jatuhnya ekonomi orang tua Rizki. 'Kami harus pulang kampung ke Agam, dan bahkan harus menjual rumah untuk mengobati Rizki,' katanya.


Tengah ibu Rizki bercerita banyak tentang kehidupannya, datanglah seseorang bernama Kumar Z Chan. Beliau sudah dianggap seperti Uda angkat oleh Mayunis, ayah Rizki. Pak Uwo, begitulah Rizki memanggil Kumar. Orang inilah pertama kali mengangkat informasi Rizki ini ke media. Rizki sangat dekat dengan Kumar.


'Satu tahun saya mencari Maruhun dan keluarganya. Ternyata mereka sudah pindah ke sini,' ungkap Kumar. Waktu pertama kali bertemu kembali inilah diketahui kalau Rizki sudah tidak masuk lagi ke sekolah.


'Waktu saya pertama kali bertemu Rizki, dia mengutak-atik HP saya. Dia mengerti banyak hal apa yang ada di HP itu, saya sendiri tidak tahu. Anak ini sangat cerdas,' kata Kumar.


Faktor inilah yang menyebabkan Rizki keluar dari sekolah sejak tahun 2011. Rizki memang pernah enam bulan di kelas 1 SDN 27 Cangkiang, Nagari Batu Taba, Kecamatan Ampek Angkek Agam.


'Rizki bukan dikeluarkan dari sekolah, tapi memang dia tidak betah. Guru menerangkan A dia sudah mengerti Z. Kalau ada temannya yang tak mengerti pelajaran, dia bilang bodoh,' ungkap Armadanis.


Saya langsung koordinasi dengan Indra Catri, Bupati Agam. 'Uda juga sudah tahu dinda,' begitu balas BBM beliau ke saya. Respon beliau sangat positif, pada malamnya Indra Catri langsung ke rumah Rizki. Sayapun sampaikan ke beliau Dompet Dhuafa Singgalang juga siap membantu dan akan segera menemui orang tua Rizki.


Seminggu berita tentang kecerdasan Rizki beredar di media massa. 'Awalnya saya bawa wartawan Koran Padang ke sini. Sekarang sudah banyak media cetak dan televisi yang liput Rizki,' kata Kumar.


Santer pemberitaan, calon donaturpun banyak yang mendatangi rumah Rizki. 'Ada individu dan atau komunitas yang siap bantu sekolah Rizki. Ada juga yang mau jadikan Rizki anak angkat,' ungkap Kumar diamini orang tua Rizki.


Hingga saat ini orang tua Rizki sudah menyerahkan kelanjutan pendidikan anaknya ke Pemkab Agam. 'Ada dua hal catatan kami tentang anak ini, Rizki harus tetap jadi aset Kabupaten Agam ke depan dan jangan sampai dimanfaatkan untuk kepentingan politik oleh pihak-pihak tertentu dengan alasan membantu,' kata Kumar serius.


Katanya, apapun bentuk kelanjutan pendidikan Rizki ke depan harus dikomunikasikan dengan Pemkab Agam. Mungkin saja ada kekhawatiran dari pihak keluarganya.'Alhamdulillah kami bersyukur Dompet Dhuafa Singgalang juga ikut merespon,' ungkapnya.


Saya sampaikan kalau sekolah dasar Rizki selesai, dia bisa ikut seleksi program sekolah akselarasi SMP-SMA Dompet Dhuafa di Parung Bogor, Jawa Barat. Smart Ekselensia Indonesia, nama sekolahnya. Di sekolah ini SMP-SMA hanya lima tahun dan semua biaya ditanggung Dompet Dhuafa hingga tamat. Saat ini 20 orang anak-anak cerdas dari keluarga miskin asal Sumatera Barat kami sekolahkan di sana. Mereka tinggal sekolah saja. Semua kebutuhan dicukupi. Tiap tahun liburan tiket pesawat terbang pulang pergi juga ditanggung.


Kalau tamat SMA juga bisa ikut seleksi beasiswa di 15 Perguruan Tinggi Negeri se-Indonesia. Beasiswa Etos namanya. Di Sumatera Barat ada Unand. 40 orang semua mahasiswa kami sekarang. Tempat tinggal, uang belanja, dan biaya kuliah ditanggung selama empat tahun. Semua kita danai dari zakat. InsyaaAllah Paramitha Riani kakak tertua Rizki akan kami ikutkan seleksi beasiswa Etos tahun depan.


'Saya mau sekolah lagi om,' kata Rizki yang asyik bermain gadget.


Itu beberapa bentuk solusi yang kami bawa kekeluarga Rizki ini. Untuk kelanjutan sekolah dasarnya yang 'terpaksa' putus sekarang kita juga siap bekerjasa dengan Pemkab Agam. Sesuai dengan arahan Dinas Pendidikan Agam, Rizki akan dibawa dulu ke psikolog di RS Ahmad Mochtar Bukittinggi. Setelah itu baru akan dicarikan solusi yang cocok untuk pendidikannya.


'InSyaa Allah hari Rabu (kemarin, red) kita tes dulu ke psikolog. Sudah ada janji untuk itu. Berdasarkan hasilnya baru kita rundingkan jalan keluarnya,' isi BBM Bupati Agam ke saya setelah pulang dari rumah Rizki. (*)


Senin, 11 November 2013

Penyadapan AS


Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com, Jakarta : Pemerintah Amerika Serikat dan Australia diduga melakukan penyadapan terhadap pemerintah Indonesia. Menurut Wakil Ketua Komisi I DPR Ramadhan Pohan, penyadapan itu sangat mengecewakan Indonesia.




'Isu penyadapan jelas menganggu sanubari bangsa Indonesia,' ujar Ramadhan dalam diskusi 'Sadap Bikin Tak Sedap' di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (9/11/2013).


Ramadhan menilai, dengan adanya kabar penyadapan itu seolah menunjukkan pola Amerika Serikat dan Australia dalam menjalin hubungan dengan Indonesia. Kedua negara itu masih menyelipkan rasa curiga dan ketidakpercayaan terhadap Indonesia.


'Kekecewaannya adalah kedua negara itu mendasarkan hubungan atas dasar kecurigaan dan ketidakpercayaan,' tegas Ramadhan.


Wakil Wasekjen Partai Demokrat itu menilai pemerintah Indonesia sudah bersikap tegas dalam menyikapi penyadapan tersebut.


'Pemerintah kita cukup tegas lewat Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty Natalegawa yang menyatakan akan meninjau lagi pertukaran informasi intelijen dengan Australia,' katanya.


Namun di sisi lain, Amerika Serikat dan Australia seharusnya memberikan klarifikasi soal kabar penyadapan terhadap Indonesia tersebut. 'Maka kalau tidak ada pegakuan, itu pelecehan,' pungkas Ramadhan. (Mut)


Sabtu, 09 November 2013

Ramadhan Pohan: Sasaran Saya AS dan Australia, Bukan Jokowi!


Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com, Jakarta : Wakil Ketua Komisi I DPR Ramadhan Pohan mengungkapkan terdapat indikasi jika penyadapan yang dilakukan Amerika Serikat dan Australia terhadap pemerintah Indonesia terpusat di Kantor Kedutaan Besar kedua negara tersebut di Jakarta.




Hal itu pula yang pernah ia sampaikan kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) lantaran terdapat kegiatan renovasi di Kantor Dubes Amerika Serikat yang terletak tak jauh dari Balai Kota Jakarta atau kantor Jokowi.


'Sekarang itu kan ada pembangunan gedung di Kedubes AS. Ketika itu saya ungkapkan Jokowi jangan ho-oh ho-oh saja terhadap keinginan AS untuk renovasi,' ujar Ramadhan di Cikini, Jakarta, Sabtu (9/11/2013).


Menurutnya, dia mengatakan hal itu agar Jokowi ikut mengawasi jalannya renovasi. 'Kita harus pastikan di sana tidak dibangun fasilitas atau instalasi yang merusak dan merugikan kepentingan kita,' lanjutnya.


Namun, saran itu malah menuai reaksi keras dari para pendukung Jokowi. Padahal, lanjut Ramadhan, masukan tersebut bukan sebagai bentuk kritikan kepada Jokowi, melainkan upaya menekan pemerintah AS dan Australia agar menghormati kedaulatan negeri ini.


'Tapi saya malah di- bully pendukung Jokowi. Jadi saya bingung juga. Sasaran saya di sini adalah AS dan Australia, bukan Jokowi. Ya susahnya ya itu, Jokowi sepertinya tidak bisa dikritisi. Kayak Tuhan saja tidak bisa dikritisi,' cetus dia.


Yang jelas, kata Ramadhan, informasi mengenai upaya penyadapan yang dilakukan AS dan Australia terpusat di Kedubes mereka di Jakarta harus segera diklarifikasi. 'Bener tidak sih yang dilakukan AS dan Australia menggunakan Dubes sebagai pusat penyadapan? Itu harus dijawab,' tegasnya.


Tak hanya itu, dia juga menyatakan pemerintah sudah siap untuk mengambil langkah tegas seperti memutuskan hubungan diplomatik atas aksi negara lain menyadap Indonesia. 'Kita siap dengan kemungkinan terburuk,' ujar Ramadhan. (Ado/Sss)


Ramadhan Pohan Desak AS dan Australia Akui Penyadapan



Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Ramadhan Pohan, mengatakan justru pemerintah Amerika Serikat dan Australia yang harus lebih aktif untuk menjelaskan maksud penyadapan ke Indonesia.


Menurut Pohan, Pemerintah Australia dan Amerika harus berani berbicara dan mengakui telah menyadap Indonesia. Hal tersebut disampaikan Pohan karena Amerika telah mengakui menyadap Jerman.


'Akui bahwa penyadapan itu dilakukan walau itu sudah diakui terhadap Jerman. Kita ingin Australia dan Amerika Serikat bicara banyak tentang ini dan harus katakan ini salah. Kalau tidak ada pengakuan penyadapan itu salah, kita tidak bisa kontrol masyarakat. Itu sudah pelecehan,' ujar Pohan dalam diskusi bertajuk Sadap Bikin Tak Sedap di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (9/11/2013).


Pohan menegaskan Indonesia telah menyampaikan protes keras atas penyadapan tersebut yang disampaikan oleh Menteri Luar Negari Marty Natalegawa.


Walau demikian, Pohan tidak merinci tindakan apa yang dimaksud dari masyarakat jika AS dan Australia tidak menjelaskan penyadapan tersebut.


'Pemerintah kita sudah tegas yang akan meninjau pertukaran informasi dengan Australia. Itu sudah keras tetapi Australia dan Amerika Serikat ini mestinya menyikapi Pemerintah Indonesia dengan klarifikasi. Pilihan ada padamu (AS dan Australia),' kata dia.


Ramadhan Pohan: Sasaran Saya AS dan Australia, Bukan Jokowi!


Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com, Jakarta : Wakil Ketua Komisi I DPR Ramadhan Pohan mengungkapkan terdapat indikasi jika penyadapan yang dilakukan Amerika Serikat dan Australia terhadap pemerintah Indonesia terpusat di Kantor Kedutaan Besar kedua negara tersebut di Jakarta.




Hal itu pula yang pernah ia sampaikan kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) lantaran terdapat kegiatan renovasi di Kantor Dubes Amerika Serikat yang terletak tak jauh dari Balai Kota Jakarta atau kantor Jokowi.


'Sekarang itu kan ada pembangunan gedung di Kedubes AS. Ketika itu saya ungkapkan Jokowi jangan ho-oh ho-oh saja terhadap keinginan AS untuk renovasi,' ujar Ramadhan di Cikini, Jakarta, Sabtu (9/11/2013).


Menurutnya, dia mengatakan hal itu agar Jokowi ikut mengawasi jalannya renovasi. 'Kita harus pastikan di sana tidak dibangun fasilitas atau instalasi yang merusak dan merugikan kepentingan kita,' lanjutnya.


Namun, saran itu malah menuai reaksi keras dari para pendukung Jokowi. Padahal, lanjut Ramadhan, masukan tersebut bukan sebagai bentuk kritikan kepada Jokowi, melainkan upaya menekan pemerintah AS dan Australia agar menghormati kedaulatan negeri ini.


'Tapi saya malah di- bully pendukung Jokowi. Jadi saya bingung juga. Sasaran saya di sini adalah AS dan Australia, bukan Jokowi. Ya susahnya ya itu, Jokowi sepertinya tidak bisa dikritisi. Kayak Tuhan saja tidak bisa dikritisi,' cetus dia.


Yang jelas, kata Ramadhan, informasi mengenai upaya penyadapan yang dilakukan AS dan Australia terpusat di Kedubes mereka di Jakarta harus segera diklarifikasi. 'Bener tidak sih yang dilakukan AS dan Australia menggunakan Dubes sebagai pusat penyadapan? Itu harus dijawab,' tegasnya.


Tak hanya itu, dia juga menyatakan pemerintah sudah siap untuk mengambil langkah tegas seperti memutuskan hubungan diplomatik atas aksi negara lain menyadap Indonesia. 'Kita siap dengan kemungkinan terburuk,' ujar Ramadhan. (Ado/Sss)


Penyadapan AS


Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com, Jakarta : Pemerintah Amerika Serikat dan Australia diduga melakukan penyadapan terhadap pemerintah Indonesia. Menurut Wakil Ketua Komisi I DPR Ramadhan Pohan, penyadapan itu sangat mengecewakan Indonesia.




'Isu penyadapan jelas menganggu sanubari bangsa Indonesia,' ujar Ramadhan dalam diskusi 'Sadap Bikin Tak Sedap' di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (9/11/2013).


Ramadhan menilai, dengan adanya kabar penyadapan itu seolah menunjukkan pola Amerika Serikat dan Australia dalam menjalin hubungan dengan Indonesia. Kedua negara itu masih menyelipkan rasa curiga dan ketidakpercayaan terhadap Indonesia.


'Kekecewaannya adalah kedua negara itu mendasarkan hubungan atas dasar kecurigaan dan ketidakpercayaan,' tegas Ramadhan.


Wakil Wasekjen Partai Demokrat itu menilai pemerintah Indonesia sudah bersikap tegas dalam menyikapi penyadapan tersebut.


'Pemerintah kita cukup tegas lewat Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty Natalegawa yang menyatakan akan meninjau lagi pertukaran informasi intelijen dengan Australia,' katanya.


Namun di sisi lain, Amerika Serikat dan Australia seharusnya memberikan klarifikasi soal kabar penyadapan terhadap Indonesia tersebut. 'Maka kalau tidak ada pegakuan, itu pelecehan,' pungkas Ramadhan. (Mut)