Rabu, 10 Juli 2013

Pemprov DKI Diminta Tertibkan Pasar Kaget Ramadhan


Suasana pasar kuliner musiman yang menjajakan aneka makanan di kawasan Pasar Benhil, Jakarta, Minggu (7/8/2011). Pasar kuliner musiman setiap bulan Ramadhan tersebut ramai diserbu pembeli yang membutuhkan makanan untuk berbuka puasa. | Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO


JAKARTA, Berita-Seputar-Ramadhan.BlogSpot.com - Munculnya pasar kaget dan menjamurnya pedagang kaki lima di Jakarta saat Ramadhan acap kali menggunakan jalan umum atau bahu jalan sebagai tempat menjajakan barang dagang. Dampaknya, kemacetan lalu lintas karena sebagian jalan digunakan untuk jualan.


Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto mengatakan, pihaknya perlu upaya penertiban dari Pemerintah Provinisi DKI Jakarta. Yakni, dengan memasukan para pedagang ke dalam pasar.


'Kita harapkan peran serta dari kita semua dan tentunya Pemda (DKI) perlu pembenahan yang mendasar baik sifatnya yang memasukan mereka ke pasar,' kata Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Rabu (10/7/2013).


Rikwanto mengatakan, kewenangan mengenai itu ada di Pemda DKI Jakarta atau PD Pasar Jaya untuk mengatasi pedagang yang berjualan menggunakan bahu jalan. Sebab, perkembangan lalu lintas di Jakarta saat ini sudah sangat luar biasa dibandingkan dulu.


'Mungkin waktu buka pasar lalu ada pedagang kaki lima, itu waktu itu dianggap suatu perkembangan perekonomian. Situasi lalu lintas juga belum begitu menghambat. Sekarang lalu lintas di Jakarta sudah luar biasa perkembangannya,' ujar Rikwanto.


Lokasi pasar kaget saat Ramadhan yang memanfaatkan bahu jalan antara lain di Pasar Benhil, dan Jalan Sabang, Jakarta Pusat. Agar pedagang tidak berjualan hingga ke jalan, Rikwanto berharap Pemprov DKI menyediakan tempat khusus untuk mereka.


'Kalau mereka tumbuh di halaman Masjid atau tempat tertentu, bukan masalah. Kalau mengambil jalan umum ini yang jadi masalah. Seyogianya, berkembangnya pedagang kaget ini bisa ditempatkan di halaman mal karena memang cukup luas, dan ini harus diorganisir agar bisa menampung. Agar ke depan tidak tumbuh begitu saja,' ujar Rikwanto.


Editor : Ana Shofiana Syatiri


Tidak ada komentar:

Posting Komentar